Liputan6.com, New York- Sudah banyak yang mengetahui diabetes bisa merusak sejumlah organ tubuh seperti mata, ginjal, dan hati. Kini, sebuah bukti dari penelitian ilmiah menemukan kadar gula darah yang tinggi dapat memengaruhi otak yang kemudian berdampak menurunkan fungsi kognitif penyandang diabetes.
Peningkatan kadar gula dalam darah pada diabetesi, menyebabkan pembuluh darah jadi kurang responsif terhadap aneka permintaan di berbagai bagian otak. Pembuluh darah yang biasanya fleksibel akan mudah mengalirkan darah dan oksigen ke bagian yang otak, seperti bagian yang terlibat memori dan nalar terkait tugas intelektual. Namun, karena kadar gula darah yang tinggi menyebabkan saraf kurang lentur dan kurang responsif.
Baca Juga
Bahkan, penurunan fleksibilitas pembuluh darah pun terjadi pada mereka yang sudah minum obat dan menjaga kadar gula darahnya.
Advertisement
"Kontrol gula darah saja tidak cukup untuk mengatasi penurunan kognitif. Kita membutuhkan obat baru untuk meningkatkan reaktivitas pembuluh darah pada penyandang diabetes," terang salah salah satu peneliti yang juga profesor bidang saraf dari Harvard Medical School dan Beth Israel Deaconess Medical Center, dokter Vera Novak.
Hasil penelitian dokter Novak ini dilakukan bersama rekan. Mereka melakukan tes kognitif terhadap penyandang diabetes tipe 2 dan orang sehat. Lalu, dua tahun kemudian kembali dilakukan perbandingan tes kognitif.Â
Ternyata, penyandang diabetes memiliki skor lebih rendah dibandingkan ketika dua tahun lalu, sementara mereka tanpa diabetes tidak menunjukkan perubahan signifikan.
"Dengan diabetes, kemampuan vasodilitasi (pelebaran diameter pembuluh darah yang terjadi ketika otot-otot di dinding pembuluh darah mengendur) berkurang sehingga hanya memiliki sumber daya yang lebih sedikit untuk melakukan tugas apapan," terang Novak seperti dilansir laman Time, Kamis (9/7/2015).
Berhubung penyandang diabetes pun tidak hanya terjadi pada orang tua, tapi juga pada usia muda, dokter Novak dan rekan terus melakukan penelitian untuk menemukan terapi mengatasi hal ini.
"Kami benar-benar tidak memiliki pengobatan untuk penurunan kognitif pada penyandang diabetes. Banyak yang belum mengetahui sebagai organ yang berisiko terhadap penyakit ini. Jadi kitar perlu lebih banyak penelitian," kata Novak.
Â
Baca Juga: