Liputan6.com, Jakarta Sejak beberapa tahun terakhir ini Pak Hendro mempunyai kebiasaan melakukan hubungan seksual pada pagi hari, setelah bangun tidur. Memang pagi hari punya kelebihan tersendiri. Cuma, ia selalu tergesa-gesa. Apa dampak negatifnya? Mengapa Pak Hendro melakukannya tergesa-gesa dan tampaknya cukup puas dengan ketergesaan itu? Ia punya alasan, yaitu takut terlambat bekerja.
Di pihak lain istrinya merasa terganggu. Ia tidak menyukai ketergesaan seperti itu, sehingga tidak pernah lagi mencapai orgasme. Seperti Pak Hendro, Ibu Lina juga selalu melakukan hubungan seksual tergesa-gesa. Tetapi perempuan berusia 40 tahun itu punya alasan sendiri mengapa ingin segera berakhir. Ternyata Ibu Lina tak dapat lagi menikmati hubungan seksual dengan suaminya. Sering dia berterus terang pada suaminya agar hubungan seksual segera dilakukan dan cepat selesai.
Baca Juga
Tidak sedikit orang yang seperti Pak Hendro dan Ibu Lina, yang menginginkan agar hubungan seksual dilakukan cepat-cepat. Dan tampaknya ada dua kelompok orang yang senang melakukan hubungan seksual secara tergesa-gesa. Pertama, kelompok yang tidak mengerti bahwa reaksi seksual yang sempurna memerlukan waktu yang cukup.
Advertisement
Kedua, kelompok yang mengerti tetapi terpaksa melakukan hubungan seksual tergesa-gesa, karena alasan tertentu. Apa pun alasan mereka, yang pasti hubungan seksual seperti itu pada umumnya berlangsung tidak harmonis. Hanya salah satu pihak yang merasa puas, sementara pasangannya tidak merasakan apa-apa, atau malah merasa terganggu. Mungkin juga pasangannya tidak merasa puas, walau ia sendiri bisa orgasme. Kelompok Pria Tidak Mengerti Reaksi seksual memerlukan rangsangan seksual.
Menurut Seksolog dan Androlog yang juga dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Prof. Wimpie Pangkahila Sp.And, agar rangsangan seksual dapat menimbulkan reaksi seksual yang cukup, diperlukan waktu yang cukup. Dengan waktu cukup, maka rangsangan seksual fisik maupun psikis dapat menimbulkan reaksi seksual yang cukup pula. Bila reaksi seksual terus berlangsung, akhirnya akan mencapai puncaknya yaitu orgasme. Namun orgasme tidak sama dengan kepuasan seksual yang total.
Orgasme mungkin dapat dicapai dengan melakukan hubungan seksual secara tergesa-gesa, walau tidak pasti dapat menimbulkan kepuasan seksual yang total.
Â
Â
Mekanik
Bagi kelompok yang tidak mengerti, hubungan seksual mungkin dianggap sebagai sesuatu yang bersifat mekanik. Artinya, hubungan seksual hanya sebagai sebuah gerakan otomatik yang berlangsung dalam waktu singkat. Kelompok ini umumnya adalah kaum pria. Mereka segera melakukan hubungan seksual bila telah mengalami ereksi dan segera ingin mengakhirinya, tanpa memperhatikan pasangannya.
Kenyataan inilah yang dilakukan oleh kelompok pria yang tidak mengerti itu. Sangat jarang perempuan yang melakukan hubungan seksual tergesa-gesa dan ingin segera mengakhirinya. Masalahnya, perempuan sangat tergantung pada reaksi seksual pria. Bila pria belum mengalami ereksi yang cukup, hubungan seksual tidak mungkin dilakukan.
Sebaliknya, pria tidak mesti tergantung pada perempuan kalau ingin melakukan hubungan seksual. Pada kelompok yang tidak mengerti ini, termasuk juga sekelompok pria yang mengalami ejakulasi dini. Karena mengalami ejakulasi dini, dengan sendirinya hubungan seksual berlangsung singkat dan segera berakhir. Tetapi karena tidak mengerti, maka mereka menganggap hubungan seksual berlangsung singkat seperti itu, walaupun mereka sebenarnya merasa tidak puas.
Karena itu mereka tidak merasa perlu mengatasi hubungan seksual yang singkat itu. Mereka mungkin menganggap pasangannya sudah puas, asal telah melakukan hubungan seksual. Mungkin juga mereka beranggapan bahwa dalam hubungan seksual, perempuan hanya bertugas melayani suami.
Â
Â
Advertisement
Dorongan lenyap
Dorongan Seksual Pasangan Lenyap
Bagi kelompok yang mengerti tetapi tetap melakukan hubungan seksual secara tergesa-gesa, umumnya disebabkan karena alasan tertentu. Beberapa alasan itu di antaranya:
1. Karena waktu yang tersedia singkat,
2. Tidak memperhatikan kepentingan pasangannya,
3. Semata-mata hanya ingin mencapai orgasme. Bagi kelompok yang tidak mengerti maupun kelompok yang mengerti, hubungan seksual yang tergesa-gesa dapat menimbulkan ketidakpuasan seksual.
Pria yang selalu melakukan hubungan seksual tergesa-gesa, pasangannya tidak dapat mencapai orgasme dan tidak merasakan kepuasan seksual. Ia sendiri walaupun dapat mencapai orgasme, belum tentu merasakan kepuasan. Pak Hendro yang selalu melakukan hubungan seksual tergesa-gesa belum tentu merasakan kepuasan, walau dapat mencapai orgasme.
Lebih dari itu, seharusnya dia mengetahui kehidupan seksual istrinya akibat ketergesaannya itu. Bukan tak mungkin, Ibu Hendro akan bereaksi seperti Ibu Lina. Ia tak dapat lagi merasakan kenikmatan seksual. Kini dorongan seksualnya bahkan telah lenyap, sehingga hubungan seksual tinggal untuk memenuhi kebutuhan suami.
Maka, kalau kini Pak Hendro dan Ibu Lina masih dapat melakukan hubungan seksual dengan pasangannya, walaupun dalam keadaan tergesa-gesa, belum tentu keadaan itu dapat berlangsung setelah beberapa tahun kemudian.
Â
Â
Jika tergesa-gesa
Jika Dibiarkan Tergesa-gesa:
1. Pria yang senang melakukan hubungan seksual tergesa-gesa, kemudian menjadi terbiasa dengan gaya hubungan seksual seperti itu.
2. Pasangannya yang selalu gagal mencapai orgasme akhirnya kehilangan dorongan seksual.
3. Kalau pasangannya telah kehilangan dorongan seksual, maka dia pun cenderung ingin melakukan hubungan seksual secara tergesa-gesa, karena merasa hanya berfungsi untuk melayani suami.
4. Pada akhirnya perempuan pasangannya akan terganggu oleh rasa sakit setiap melakukan hubungan seksual. Akibat yang lebih buruk dapat terjadi.
Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi
Dalam keterbatasan waktu, hubungan seksual dapat dilakukan sekali waktu. Itu pun harus atas kehendak bersama, dengan pengertian bahwa hubungan seksual akan berlangsung tidak harmonis. Hubungan seksual tergesa-gesa harusnya tidak dilakukan bila pasangan menolak.
Pemaksaan akan menimbulkan akibat buruk, bahkan trauma bagi pihak yang merasa dipaksa. Ketergesaan yang disebabkan ejakulasi dini, sebenarnya adalah ketergesaan yang tidak diharapkan. Maka, jangan dibiarkan. Pria yang ejakulasi dini kadang menggunakan gangguan fungsi seksual itu sebagai alasan, seolah-olah memang sengaja melakukannya dengan tergesa-gesa.
Alasan seperti itu merugikan, tidak saja bagi si pria tapi juga bagi wanita. Bagi pria ejakulasi dini, hubungan seksual tergesa-gesa bisa mengakibatkan disfungsi ereksi. Untuk menghindari akibat negatif itu, sebaiknya hubungan seksual tergesa-gesa tidak dilakukan.
Pada dasarnya hubungan seksual yang memuaskan memerlukan persiapan cukup, baik fisik maupun psikis. Pada persiapan itu, kepuasan seksual sebenarnya sudah mulai dibangun, dan akhirnya dapat dirasakan secara total.
Advertisement