Sukses

Ayo Redakan Stres dengan Rekreasi ke Akuarium Raksasa Ini

Penelitian terbaru menunjukkan keindahan alam bawah laut menawarkan sejumlah manfaat yang belum ditemukan sebelumnya

Liputan6.com, London - Duduk sambil memandangi ikan-ikan berkeliaran di akuarium mampu meringankan stres. Para peneliti menemukan, lebih banyak ikan di akuarium, semakin besar efek menguntungkan yang bakal kita rasakan.

Ilmuwan dari National Marine Aquarium, Plymouth University dan University of Exeter menemukan, dengan memandangi alam bebas seperti kehidupan di bawah laut memberi efek tenang dan relaksasi. Tak heran bila ruangan dokter dan dokter gigi kerap menggunakan keindahan alam bawah laut sebagai wallpaper.

"Jika selama ini akuarium di ruang publik biasanya digunakan untuk pendidikan, tapi penelitian kami menunjukkan keindahan alam bawah laut menawarkan sejumlah manfaat yang belum ditemukan sebelumnya," kata Profesor di bidang Psikolog dari Plymouth University, Dr Sabine Pahl dikutip dari situs Daily Mail, Kamis (30/7/2015)

Dengan memandangi alam bebas seperti kehidupan di bawah laut memberi efek tenang dan relaksasi. Tak heran bila ruangan dokter dan dokter gigi kerap menggunakan keindahan alam bawah laut sebagai wallpaper (REUTERS/Thomas Peter)

Hasil dari penelitian yang diikuti sejumlah peserta dengan melihat tangki besar berisikan 550.000 liter air dan ikan-ikan, mood, denyut jantung, dan tekanan darah para peserta mengalami perubahan yang cukup baik. Semakin akurium besar itu diisi banyak ikan lainnya, terpancar rona bahagia dari wajah mereka.

"Pada saat stres di tempat kerja, atau mungkin hidup di perkotaan yang padat, masuk ke tempat rekreasi berupa akuarium besar dapat memberikan sebuah oase tenang dan relaksasi," kata Sabine menambahkan.

Deborah Cracknell dari National Marine Aquarium menilai, air memiliki dosis besar yang memiliki efek positif bagi kesejahteraan tiap individu. "Makanya, ruang operasi, ruang tunggu, dan ruang dokter gigi memasang pemandangan seperti ini. Ini semua dilakukan guna menenangkan para pasien yang keburu stres dan ketakutan," kata Deborah menerangkan.