Liputan6.com, Jakarta Pengawetan ikan merupakan proses yang penting bagi nelayan dan pedagang ikan. Selama ini, pengawetan ikan dilakukan dengan menggunakan mesin pendingin yang memerlukan energi listrik.
Selain menggunakan mesin pendingin, kebanyakan nelayan juga masih menggunakan batu es. Ini adalah cara mudah sekaligus murah. Namun, es hanya dapat mempertahankan suhu rendah dalam waktu yang singkat. Sementara, ikan memerlukan suhu rendah dalam waktu lama agar terjaga kesegarannya sampai tiba saatnya dijual.
Tertarik membantu nelayan dan mengurangi penggunaan listrik dalam proses pengawetan ikan, mahasiswa Fakultas Teknik UI merancang inovasi baru. Tim yang terdiri atas Bintang Samudra, Dick Bernardi, dan Mario Muhammad ini merancang inovasi yang menggunakan sumber energi gelombang laut sebagai motor penggerak sistem pendingin.
Inovasi tersebut mengantarkan tim ini meraih juara pertama dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional Green Scientific Competition (LKTIN GSC). LKTIN GSC diikuti oleh 252 tim dari 80 universitas di Indonesia. Dibimbing oleh Ardiansyah, S.T., M.Eng., tim memenangkan lomba dengan karya tulis berjudul ”Sistem Refrigerasi Vortex Tube untuk Pengawetan Ikan Menggunakan Energi Gelombang Air Laut”.
Bintang mengatakan, sistem ini memungkinkan ikan terjaga kesegarannya dalam waktu dua hari. Kelebihan lainnya adalah sistem refrigrasi yang mudah dalam aplikasinya. Biaya pembuatan dan instalasi juga relatif murah. Sistem ini memungkinkan menampung ikan hingga satu ton. “Ini merupakan energi terbarukan yang sangat memungkinkan untuk diaplikasikan,” kata Bintang seperti dikutip dari ttp://www.ui.ac.id, Rabu (5/8/2015).
Bintang juga menambahkan, potensi gelombang laut di Indonesia sangat besar. Dengan mengaplikasikan sistem ini, energi gelombang laut dapat digunakan sebagai penggerak kompresor sehingga dapat menghasilkan sistem pendinginan yang bersih dan terbarukan. Vortex tube juga memiliki sistem yang lebih praktis daripada metode pendinginan konvensional.
Bintang berharap, inovasi baru ini dapat membantu banyak nelayan di Indonesia. Timnya juga berharap inovasi ini dapat diaplikasikan untuk nelayan dan masyarakat pesisir yang dalam kesehariannya membutuhkan teknologi pendinginan. Sosialisasi perlu dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat di sekitar pesisir pantai untuk mempermudah penerapan teknologi ini dalam proses pendinginan ikan.