Liputan6.com, Jakarta Kebingungan menentukan waktu yang tepat memulai diskusi tentang seks ke anak masih sering dirasakan para orangtua. Terlebih tiap anak, baik laki-laki maupun perempuan, mengalami perubahan bentuk tubuh seiring usia yang bertambah.
"Di usia awal, orangtua berhak memberitahu tentang bagaimana cara menjaga diri dari pelecehan seksual. Tak masalah apabila orangtua berbicara mengenai masalah ini," kata Psikolog Anak asal Mumbai, Janki Mehta dikutip dari situs Times of India, Senin (10/8/2015)
Saat si anak beranjak besar, topik yang harus dibahas adalah tentang pubertas. "Tarik anak ke dalam percakapan tentang praktik seksual yang aman, serta perlu atau tidak menggunakan kontrasepsi atau KB," kata Mehta menambahkan.
Advertisement
Konselor Anak dan Pekerja Sosial di negara yang sama, Dr Shetty menambahkan, ayah juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan pandangan anak laki-laki tentang seks.
Para ahli ini menyarankan agar orangtua memutar semua memori yang pernah mereka alami atau pengalaman mereka sendiri ketika tumbuh dewasa. Saat mereka menilai tentang tubuh sendiri, rasa ingin tahu yang lebih besar terhadap lawan jenis, dan saat rasa cinta dan napsu muncul begitu saja.
Yang tak boleh ketinggalan adalah bagaimana orangtua menceritakan awal mula mereka mengetahui tentang masturbasi, segala mitos tentang ukuran penis, kesuburan, dan bagaimana pula cara menggunakan kondom ketika mereka sudah resmi jadi suami-istri.
"Saat anak menunjuk kemaluannya dan bertanya 'Apa ini?', di situlah orangtua harus hati-hati dalam menyampaikan semua informasi terkait masalah tersebut," kata Dr Shetty.