Liputan6.com, Jakarta Sejak ditemukannya Vitamin E sekitar satu abad lalu, aneka studi terus dilakukan untuk meneliti potensi kesehatan dari vitamin kaya antioksidan ini. Lalu apakah benar-benar bermanfaat seperti yang didengungkan di antaranya mencegah kanker, menjaga kulit bersinar, dan penyakit jantung?
Beberapa peneliti dan pembuat suplemen memprediksi manfaat Vitamin E seperti di atas. Tak heran jika penjualan Vitamin E melonjak.
Pada studi-studi awal menunjukkan vitamin ini baik untuk mencegah penyakit jantung. Namun terkait dengan konsumsi suplemen E dosis tinggi ada juga bahayanya seperti diungkapkan Clinical Professor Emeritus of Medicine di University of California, Berkeley School of Public Health, John Swartzberg.
Berikut adalah beberapa studi tentang penggunaan suplemen Vitamin E seperti dikutip laman Live Science, Selasa (18/8/2015).
Advertisement
1. Penyakit jantung dan stroke
Pada tahun 2008 dalam Physicians' Health Study II menganalisis 14.000 dokter pria yang memberikan dosis tinggi Vitamin C dan Vitamin E selama delapan tahun. Kedua suplemen tersebut memang bisa mengurangi serangan jantung, stroke atau kematian akibat penyakit kardiovaskular.Â
Namun, Vitamin E ternyata bisa meningkatkan risiko pendarahan saat stroke. Studi ini diikuti analisis studi lain di tahun 2010 yang menemukan suplemen Vitamin meningkatkan pendarahan saat stroke hingga 22 persen.
2. Umur panjang
Menurut sebuah studi yang meneliti sekitar setengah juta orang yang mengonsumsi suplemen antioksidan (termasuk di dalamnya Vitamin E, beta karoten, Vitamin C, dan selenium) tidak memengaruhi panjang umur maupun melindungi terhadap penyakit.
3. Kanker prostat
Studi tahun 2011 yang didanai National Cancer Institute menyebutkan konsumsi Vitamin E bisa mencegah kanker prostat. Riset sebelumnya menyatakan tak ada keuntungan kesehatan maupun dampak buruk mengonsumsinya.
Namun, sebuah studi yang memiliki partisipan 35.533 pria selama tiga tahun menunjukkan data mengejutkan. Pria sehat yang mengonsumsi Vitamin E memiliki insiden lebih tinggi terkena kanker prostat dibandingkan yang lainnya.
Terkait dengan hasil aneka studi di atas ada yang menunjukkan dampak positif dan negatif, Swartzberg menyarankan untuk mengunsumsi Vitamin E yang berasal dari makanan saja.
"Tidak ada studi yang menemukan bahaya dari konsumsi Vitamin E berkadar rendah yang ditemukan secara alami pada makanan seperti kacang, biji-bijian, dan sayuran hijau," terang Swartzberg.