Sukses

Memahami Beda Tumor, Kista, Abses dan Keganasan

Berikut penjelasan panjang tentang tumor, kista, abses dan keganasan

Liputan6.com, Jakarta Seorang ibu muda mendatangi ruang praktik saya di Mitra Keluarga Kalideres dengan harapan mendapat jawaban atas yang terjadi dengan payudara kirinya. Beberapa hari ini ia merasa tidak nyaman disertai nyeri yang muncul terus – menerus. Ibu yang usia 40 tahun dengan tiga anak SD tak pernah menderita penyakit pada payudara atau organ di kandungan sebelumnya. Juga tak ada riwayat penyakit pada payudara di dalam keluarganya.

Rupanya sang ibu begitu takut bila kanker payudara menyerangnya. Pikirannya berkecamuk dengan stadium berapa kanker yang dia idap. Sementara saya sendiri hingga kini kerap tidak mudah menjelaskan dengan gamblang persoalan yang terkait dengan kanker, tumor, abses atau kista. Bisa jadi karena terminologi medis ini berbahasa asing (Latin, Yunani atau Inggris).

Nah, sebelum tersesat lebih jauh dengan istilah dan penafsiran yang salah, mari kita bahas satu per satu kosakata tersebut.

2 dari 7 halaman

Kista

1. Kista / Cyst [ Yunani : κύστις κύστις (kýstis) ]

Kata ini sangat melekat dengan organ indung telur wanita. Kata kista sebenarnya menunjukan suatu bangunan abnormal / patologis berbentuk kantung bulat/oval/sferis/bola berongga, dibatasi selaput atau membran berisi cairan. Kualitas isi rongga bisa beragam dari yang cair, jernih, kental, keruh, atau ada pertumbuhan dinding dalam yang membentuk rongga.

Kista memang erat terkait dengan kelainan di indung telur karena kelainan di indung telur berhubungan dengan perubahan sel telur yang berbentuk oval layaknya telur dan memiliki rongga dengan isi di dalamnya. Namun kelainan ini dapat ditemukan di berbagai area tubuh entah itu di bawah kulit, payudara, pantat, atau organ - organ dalam seperti otak, lever, jantung, limpa, ginjal, usus, rahim, tulang, alat kelamin dan indung telur sendiri. Yang menjadi pertanyaan apakah kelainan kista ini bersifat jinak, ganas, perlu operasi atau dapat diisap dengan alat. Saya akan bahas di bagian tumor dan kanker.

3 dari 7 halaman

Abses

2. Abses / Abscess [ Latin: abscessus ]
Kata ini lebih jarang didengar masyarakat Indonesia. Berbeda dengan masyarakat berbahasa Inggris yang sangat kenal istilah ini. Orang Indonesia lebih kenal dengan istilah bisul ketimbang abses. Tidak jauh berbeda dengan kista, abses merupakan kelainan berupa bangunan berongga yang awalnya tidak ada di dalam tubuh, memiliki dinding relatif lebih tebal dengan ciri khas rongga berisi nanah atau “pus” dalam bahasa inggris. Abses juga dapat timbul di berbagai area sama seperti kista. Tidak menutup kemungkinan bila awalnya seseorang menderita kelainan kista berubah abses karena rongga yang awalnya berisi cairan jernih berubah menjadi nanah akibat infeksi (masuknya kuman: bakteri, jamur, virus, benda asing, dalam tubuh). Akibat infeksi itu, timbul peradangan yang memunculkan nyeri, demam, kemerahan hingga gangguan fungsi organ.

Untuk kelainan yang satu ini pilihannya hanya satu yaitu nanah harus dikeluarkan dan menghilangkan rongga. Dengan kata lain, abses atau bisul harus dioperasi/dibedah agar tidak ada nanah tersisa atau tidak terbentuk rongga lagi yang mengakibatkan abses. Pemberian obat antibiotik atau antikuman lainnya beserta antiradang tidak akan efektif karena obat – obat itu sulit menembus keberadaan nanah dalam rongga abses. Kondisi abses tidak mengenal istilah jinak atau ganas. Namun ada istilah akut (timbul / bertambah dalam jangka waktu cepat) dan kronis (timbul/bertambah dalam jangka waktu lama) tergantung jenis kuman penyebabnya.

4 dari 7 halaman

Tumor

3. Tumor / Neoplasma /Tumour [ Latin: tumēre ]
Tumor berasal dari bahasa latin (bahasa di zaman Romawi) yang berarti benjolan. Kata ini pernah saya tanyakan saat saya masih kanak – kanak meski orang tua maupun guru di sekolah saya tidak dapat menjelaskannya saat itu. Tubuh kita tersusun dari sel – sel yang saling merangkai satu dengan yang lain dan berkembang bahkan mati sesuai instruksi dari kode dalam sel yaitu DNA (silahkan anda googling apa itu DNA). Tubuh juga dapat mengalami kelainan pertumbuhan (neoplasma) sehingga melebihi batas yang ditetapkan kode awal. Penyebabnya sendiri banyak. Mulai dari rangsangan pertumbuhan yang didapat dalam jangka waktu lama (pemakaian hormon tambahan, penggunaan zat kimia tertentu secara berulang – ulang, infeksi virus tertentu) hingga proses perusakan yang berlangsung terus - menerus (merokok, alkoholisme, radiasi). Tumor tak selalu besar. Kutil atau mata ikan di jari pun masuk kategori tumor yang berasal dari kulit. Jadi, tumor (bejolan) hanyalah masalah bahasa.

Banyak yang mengasosiasikan tumor dengan sesuatu yang ganas, merusak, menyebar serta membunuh. Padahal yang namanya benjolan ya benjolan. Kita dapat mengetahuinya itu ganas atau tidak setelah serangkaian pemeriksaan baik oleh dokter atau dengan bantuan alat – alat (USG, X-Ray, Mamografi, CT Scan, MRI, PET Scan, Radio-Nuclear Scan) dilakukan. Bahkan ada yang baru dapat diketahui setelah dilakukan tindakan operasi dan dianalisis di bawah mikroskop di laboratorium. Sehingga tumor dapat digolongkan menjadi jenis yang jinak atau ganas atau belum dapat dipastikan golongannya.

Terkadang tumor yang masih dalam proses pertumbuhan dapat berhasil tumbuh ada juga yang gagal akibat ditekan oleh sistem pertahanan tubuh yang hebat. Maka tak heran bila masuk dalam kategori beruntung/mengalami mujizat bila ada beberapa penderita mengalami kesembuhan setelah menjalani sesi alternatif atau setelah berdoa. Saya tidak menampik hal – hal tersebut dapat terjadi karena tubuh kita ini unik dan ajaib. Namun jangan menjadikannya alasan untuk tidak memeriksakan diri ke tenaga kesehatan yang kompeten karena tumor /benjolan bukan penyakit baru, melainkan sudah tercatat di literatur kuno dan sudah lama dipelajari cara mengatasinya. Tumor bukan pula penyakit dari luar angkasa atau dunia lain yang bila diketahui secara dini atau saat ukurannya masih kecil penanganannya lebih mudah dan efek sampingnya lebih ringan.

5 dari 7 halaman

Keganasan

4. Keganasan / Malignancy / Cancer/ Kanker [ Yunani: Karkinos]
Sebuah istilah yang telah banyak merenggut semangat hidup banyak orang. Kata keganasan (dunia mendis) atau malignancy (Inggris) merujuk pada situasi kelainan/ benjolan yang bertransformasi dan tumbuh tak terkendali atau sulit dikendalikan bahkan usai operasi sekalipun. Keganasan diibaratkan mempunyai akar yang menjalar ke segala arah seperti kaki – kaki kepiting dan merusak serta membunuh dengan kuat seperti capit kepiting (What a Crab!).

Tak heran kemudian muncullah istilah cancer / kanker yang berasal dari penggunaan lambang seekor kepiting dengan kaki – kakinya serta kedua capitnya. Kondisi ini terjadi akibat sel tubuh yang berubah menjadi sel kanker cenderung bertumbuh dan membelah diri dengan cepat ke berbagai arah tak beraturan akibat kode (DNA) dari sel asal sudah berubah menjadi tidak terkendali akibat perubahan (mutasi) menjadi sel mutant (bukan TMNT atau X-Men). Lama kelamaan sel ini mengokupasi/mengambil alih mulai dari area kecil tubuh kita di sekitar daerah pertumbuhan awal hingga ke tempat jauh di seluruh bagian tubuh (menyebar). Penyebaran ini dikenal dengan “metastasis”.

Bila seseorang didiagnosis menderita keganasan, kebanyakan seperti merasa mendapat vonis hukuman mati. Padahal setiap masalah kesehatan pasti ada jalan keluarnya. Bisa saat ini atau di kemudian hari. Sebaiknya, hindari penggunaan kata vonis dokter, karena ini bukan pengadilan, dan penderita bukanlah terdakwa yang seperti mendapat ketidakadilan atau sebuah hukuman.

6 dari 7 halaman

Jalan Keluar

Jalan Keluar

Ada beberapa jalan keluar yang bisa ditempuh bila menghadapi siuasi seperti ini :

a. Periksakan diri secara teratur bila memiliki risiko tinggi
Sama seperti ketiga kelainan yang kita bahas sebelumnya. Keganasan dapat tumbuh di bagian tubuh mana saja dari ujung kepala sampai ujung kaki, dari otak sampai tulang ekor, dari mulut sampai ke anus. Apabila Anda memiliki risiko tinggi seperti merokok, alkohol, obesitas, riwayat keganasan dalam keluarga kandung, atau menderita keganasan sebelumnya, maka wajib berkonsultasi dengan dokter yang akan menentukan pemeriksaan apa yang Anda butuhkan sesuai data statistik kemungkinan jenis keganasan apa yang mungkin Anda derita bila memiliki faktor risiko tersebut. Semakin dini diketahui (ukuran masih kecil) maka kemungkinan terbebas dari keganasan lebih tinggi dengan efek samping/kerusakan yang lebih kecil.

b. Hindari faktor risiko bila mungkin
Anda dapat menerapkan hidup sehat senyaman mungkin. Berhenti meracuni diri dengan bahan – bahan berbahaya seperti rokok, alkohol, narkoba atau makanan – makanan tidak sehat. Hindari kondisi – kondisi yang dapat merusak tubuh anda seperti radiasi sinar matahari yang terik dan berlebihan, serta radiasi bahan – bahan kimia seperti di pabrik atau pengolahan limbah.

c. Jalani perawatan / therapy/ tatalaksana sesuai anjuran dokter
Apabila anda didiagnosis menderita keganasan, maka ada beberapa pilihan tatalaksana yang bisa diambil dengan tingkat keberhasilan dan efek samping yang bervariasi. Diantaranya tindakan bedah/operasi, pemberian obat suntik pembunuh sel kanker yang dikenal dengan kemoterapi / chemotherapy, pemakaian zat radioaktif/nuklir untuk membunuh sel kanker yang dikenal dengan tindakan radiasi atau radiotherapy serta metode – metode terkini yang belum banyak dikenal seperti TACE, targeted therapy, Immunotherapy, gene therapy, stem cell therapy, cryo therapy, dsb.

7 dari 7 halaman

Stadium

Stadium

Dalam istilah kanker atau tumor, istilah stadium kerap kita dengar. Ini adalah metode pengelompokan keganasan berdasar ukuran, keterlibatan serta seberapa jauh penyebarannya. Sering dikelompokan menjadi stadium 1,2,3,4 atau stadium awal atau lanjut yang pada kenyataannya tidak semudah yang disebutkan di drama sinetron atau film – film. Penentuan stadium keganasan memerlukan pemeriksaan fisik dokter dan pemeriksaan penunjang dengan alat bantu bahkan ada yang baru dapat ditentukan setelah tindakan operasi. Karena itu, sangat krusial saat dokter menentukan jenis treatment/therapy/tatalaksana yang dipilih sesuai risiko dan keuntungan yang didapat pasien. Demikian rumitnya hingga para dokter sering malas menyebutkan pada pasien yang awam karena bisa kuliah kedokteran 4 tahun baru bisa benar – benar jelas. Stadium juga bisa menentukan survival / kemungkinan hidup pasien sebelum dan sesudah menjalani perawatan yang dipilih.

Sebagai refleksi, tubuh manusia begitu rumit, unik. Karena itu, wajib bagi dokter untuk selalu menambah khasanah ilmunya seumur hidup. Dengan demikian harapannya, dapat membantu menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi para pasien yang datang.

Miris apabila serta merta klien menjadi tidak percaya dengan dokter yang ditemuinya hanya karena masalah komunikasi dan bahasa yang digunakan berbeda. Akibatnya pasien beralih ke pengobatan yang tidak jelas ujung pangkal keilmuannya yang mengandalkan keberuntungan dari perkembangan sebuah penyakit atau kelainan apalagi yang semata – mata hanya untuk mencari keuntungan. Mujizat bisa terjadi dari mana saja, termasuk dari tangan dokter Anda. Tuhan memberkati.

 

Dokter Yonathan Adi Purnomo, Sp.B (Spesialis Bedah)

Praktik di RS. Mitra Keluarga Kalideres Daan Mogot