Liputan6.com, London - Menjadi perokok berat mungkin bisa membuat badan kurus, karena lebih banyak kegiatan mengisap tembakau daripada makan. Namun mereka juga memiliki kecenderungan mudah menimbun lemak dalam perut.
Para ilmuwan University of Glasgow, Inggris menemukan fakta kebiasaan merokok terkait dengan keseluruhan berat badan yang cenderung rendah, namun mendorong pemusatan timbunan lemak di bagian perut.
Baca Juga
Fakta ini didapat setelah ilmuwan melakukan studi yang menganalisis 29 penelitian melibatkan 150.000 partisipan tentang kebiasaan merokok, berat badan, dan lingkar pinggang.
Advertisement
Lewat studi analisis, didapatkan fakta bahwa semakin tinggi konsumsi rokok, indeks massa tubuhnya rendah. Namun uniknya, meski indeks massa tubuh rendah lingkar pinggang perokok lebih tinggi dibanding nonperokok.
Lalu mengapa hal itu bisa terjadi?
Menurut pemimpin penelitian dari Institute of Cardiovascular and Medical Sciences, Professor Naveed Sattar indeks massa tubuh yang rendah cenderung mendorong lemak ke area tengah sehingga lingkar pinggang lebih tinggi.
"Jadi, ketika perokok berat badannya bertambah, mereka akan menunjukkan perut yang lebih besar untuk kenaikan berat badan yang sama dibandingkan nonperokok," terang Sattar dikutip laman Daily Mail, Jumat (21/8/2015).
Bahayanya, lingkar pinggang yang tinggi terkait dengan risiko diabetes.