Liputan6.com, Jakarta Pemakaian tabir surya atau sunscreen secara rutin membantu perempuan Indonesia terhindar dari paparan sinar UV (ultar violet) yang begitu tinggi. Namun, masih ada perempuan yang ogah memakai sunscreen dengan anggapan tidak begitu penting karena kerja sehari-hari di dalam ruangan yang tidak terpapar sinar UV secara langsung, produk sunscreen terasa tebal dan lengket, serta tidak cocok digabung dan akan merusak riasan wajah.
"Jangan salah, sinar UVA dapat menembus awan dan kaca. Apalagi jika karyawan perempuan itu duduk dekat dengan kaca," kata dr Amaranila Lalita Drijono, SpKK di Kawasan Bunderan HI, Jakarta Pusat, Kamis (20/8/2015) malam.
Baca Juga
Spesialis Kulit dan Kelamin Boutique Clinic sekaligus pendiri klinik kesehatan perempuan pertama di Indonesia melanjutkan, sinar UV terdiri dari UVA dan UVB. Kedua jenis itu memiliki karakteristik berbeda. Paparan maksimal sinar UVB terjadi antara pukul 10:00 s.d 14:00 dan dapat diserap awan serta dihambat oleh materi seperti kaca serta lapisan ozon, sedangkan sinar UVA berbanding terbalik. "Selain dapat menembus awan dan kaca, hadir secara stabil sepanjang hari," kata Amaranila.
Advertisement
Kondisi ini meningkatkan risiko paparan sinar UV, meski kita berada di dalam ruangan. Terlebih saat ini mayoritas perkantoran di kota-kota besar didesain dengan banyak kaca, sehingga tak menutup kemungkinan para karyawan terpapar sinar UV.
"Untuk menghindari kulit dari sunburn dan photo aging, pilih broadspectrum sunscreen sesuai kebutuhan kulit," kata Amaranila.