Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut hampir sepertiga dari kematian 6,6 juta anak di bawah lima tahun berkaitan dengan masalah lingkungan. Kondisi sosial dan ekonomi yang jauh dari kata baik, plus gizi yang tidak terpenuhi kian memperburuk kondisi tersebut. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia, dr Anung Sugihantono, MKes dalam seminar Lindungi Buah Hati Kita dari Bahaya Pencemaran Lingkungan di Kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (24/8/2015).
Anung mengatakan, hasil studi dan penelitian pun banyak yang menunjukkan tingkat pencemaran lingkungan oleh berbagai bahan berbahaya dan beracun (B3) semakin meningkat akibat populasi yang terus bertambah dan teknologi yang makin canggih.
Baca Juga
"Belum lagi aktivitas manusia seperti pemakaian pupuk dan pestisida golongan organophosphate di sektor pertanian yang juga mengalami peningkatan," kata Anung. Termasuk pemakaian merkuri oleh pekerja pertambangan, peleburan aki bekas, penggunaan timbal dalam cat dan bahan bakar yang menyebabkan bahan berbahaya dan beracun menyebar di lingkungan.
Advertisement
Menurut Anung, kegiatan semacam ini guna memenuhi kebutuhan komersial yang seringkali tidak mempertimbangkan dampaknya terhadap pencemaran lingkungan dan kesehatan, khususnya tumbuh kembang anak.