Liputan6.com, Jakarta Calon jemaah haji berusia lanjut rentan mengalami penurunan kemampuan beradaptasi selama di Tanah Suci. Ada pun faktor yang memengaruhi kondisi ini adalah akibat penurunan fisiologis terkait proses menua dan faktor komordibitas turut berkontribusi pada penurunan kemampuan beradaptasi terhadap suhu lingkungan tersebut.
Tim IHWG FKUI, Dr dr Nina Kemala Sari SpPD-KGer dan dr Mintoro Sumego, MS mengatakan, saat orang usia lanjut terpajan suhu lingkungan yang cukup panas atau tinggi, beragam upaya fisiologis tubuh untuk menurunkan suhu tubuh baik melalui respons berkeringat, vasodilatasi pembuluh darah perifer maupun kemampuan meningkatnya cardiac output tidak terjadi secara optimal.
Baca Juga
"Sehingga risiko hipertermia atau heart stroke meningkat," kata mereka dalam buku berjudul Pedoman Hidrasi Saat Haji dan Umrah dikutip pada Sabtu (21/8/2015)
Advertisement
Lebih lanjut, hipertermia akan memicu mordibitas dan mortalitas akibat kerjadian kardiovaskual. "Bila dibanding dengan kelompok dewasa muda, usia lanjut membutuhkan suhu inti tubuh yang lebih tinggi untuk berkeringat sebagai mekanisme kompensasi menurunkan suhu tubuh," lanjut mereka.
Kemampuan pengambilan oksigen maksimum, kata mereka, juga menjadi prediktor penting laju keringat dan aliran darah lengan. Maka itu, dengan adanya penyakit kardiovaskular atau penurunan kondisi fisik, akan semakin menurunkan kemampuan adaptasi untuk menurunkan suhu tubuh. Sebaliknya dengan meningkatnya aktivitas fisik atau olahraga secara teratur, respons fisiologi terhadap pajanan suhu lingkungan yang tinggi bisa dikurangi.