Liputan6.com, Jakarta Anak menjadi harta yang sangat berharga di mata orangtua. Perkembangan diri anak yang optimal pun menjadi impian semua orangtua. Untuk mencapai impian tersebut, orangtua berusaha menyediakan berbagai fasilitas belajar bagi anak-anaknya. Selain untuk mendukung pembelajaran di sekolah, fasilitas tersebut juga disediakan bagi berbagai kegiatan tambahan di luar sekolah.
Kegiatan di luar sekolah bisa berwujud les, kursus, pelatihan, atau berbagai kegiatan organisasional yang dapat bermanfaat untuk perkembangan diri anak. Kegiatan tambahan semacam ini menjadi penting mengingat keterbatasan aspek pembelajaran yang dapat dicakup oleh pembelajaran di sekolah.
Baca Juga
Saat kita menjumpai kelas-kelas di tempat anak kita belajar terlalu menekankan aspek pembelajaran kognitif, kegiatan tambahan di luar sekolah seakan menjadi oase yang dapat memberikan variasi dan memperkaya proses belajar dan perkembangan anak. Hal ini penting untuk menyiapkan anak menghadapi tantangan kehidupan di masa depan baik saat dia harus melanjutkan sekolah yang lebih tinggi atau saat dia harus bekerja, menikah, dan menjadi pribadi yang lebih dewasa.
Advertisement
Berbagai kegiatan tambahan di luar sekolah menyediakan berbagai aspek, sarana, dan cara belajar lain yang cukup kaya. Lewat kegiatan tambahan di luar sekolah anak, dapat belajar ketrampilan tertentu atau belajar menjadi seorang anggota suatu tim. Anak bahkan bisa belajar memimpin atau berlatih mengelola emosinya. Oleh karenanya, melewatkan kegiatan tambahan di luar kelas dapat menjadi kerugian besar bagi anak.
Optimalkan pembelajaran
Untuk dapat mengoptimalkan pembelajaran yang dilakukan di luar kelas oleh anak, ada beberapa hal yang patut dicermati orangtua:
1. Utamakan kualitas bukan kuantitas
Banyaknya jenis kegiatan tambahan di luar kelas seringkali membuat banyak orangtua dan anak sendiri terjebak dalam perilaku konsumtif terhadap kegiatan-kegiatan tersebut. Mereka seakan ingin mengambil sebanyak-banyaknya kegiatan tanpa mempertimbangkan kualitas capaiannnya. Padahal sudah menjadi hukum alam bahwa semakin banyak kita melakukan sesuatu maka semakin dangkal pula capaian kita terhadap setiap hal yang kita lakukan. Mengingat ini, orangtua perlu mendampingi anak agar memilih kegiatan-kegiatan tertentu saja namun sedikit yang dipilih itu diikuti dengan kesungguhan sehingga akan mencapai kualitas yang baik.
Advertisement
Berfokus pada minat dan bakat anak
2. Berfokus pada minat dan bakat anak
Kegiatan di luar sekolah yang hendak diikuti anak harus didasarkan pada dua hal mendasar yakni minat dan bakat anak. Minat berhubungan dengan hal-hal yang disukai anak; sedangkan bakat berhubungan dengan hal-hal yang mampu dikuasai atau menjadi kompetensi anak. untuk itu, pengenalan terhadap minat dan bakat anak menjadi hal yang penting. Seringkali orangtua dan anak terjebak dalam tuntunan sosial ketika memilih suatu kegiatan di luar sekolah. Alasannya sangat umum yakni mengejar popularitas, gengsi, ikut-ikutan teman yang lain, dan semacamnya. Mengikuti kegiatan sekolah karena mengikuti tuntutan sosial dapat membebani anak sendiri. Mereka tidak akan mengambil manfaat optimal dari mengikuti kegiatan tersebut karena kegiatan tersebut bukanlah kegiatan yang menjadi kesukaan dan kompetensinya.
Berfokus pada proses bukan hasil
3. Berfokus pada proses bukan hasil
Dampingi anak agar dalam mengikuti kegiatan di luar sekolah. Yang lebih penting adalah proses bukan sekedar hasil semata. Mengikuti proses tahap demi tahap dan menikmati proses tersebut akan membawa manfaat yang lebih besar bagi perkembangkan pribadi anak dibandingkan memaksakan diri untuk menunjukkan capaian atau prestasi tertentu apalagi jika sudah mengikutkan aspek kompetisi, perlombaan dan semacamnya. Orangtua semestinya jadi pendamping dalam hal ini dan bukannya justru menjadi pihak yang ikut-ikutan membebani anak dengan capaian dan target tertentu yang dipaksakan pada anak dalam suatu kegiatan.
Advertisement
Sarana anak belajar memilih
4. Sarana anak belajar memilih dan bertanggungjawab terhadap pilihan
Berani memilih dan bertanggungjawab terhadap pilihan merupakan salah satu ciri pribadi yang matang. Pemilihan suatu kegiatan di luar sekolah dan kemudian mengikuti kegiatan tersebut merupakan sarana yang baik bagi anak untuk belajar membuat suatu pilihan dan bertanggungjawab terhadap pilihannya tersebut. Orangtua mungkin berdasarkan pengalamannya dan pengenalan terhadap anak memiliki juga pertimbangan-pertimbangan tertentu. pertimbangan-pertimbangan tersebut bisa disampaikan pada anak secara demokratis sehingga terjadi diskusi.
Pada akhirnya berdasarkan pertimbangan diri sendiri dan pertimbangan dari orangtua, anak kemudian membuat suatu pilihan. Jika kemudian anaklah yang pada akhirnya menentukan pilihan maka dia juga harus bertanggungjawab terhadap pilihannya tersebut. Dalam proses selanjutnya, orangtua dapat mendorong anak untuk belajar disiplin, tekun, dan setia terhadap apa yang menjadi pilihannya. Jika proses ini berhasil, anak akan tumbuh menjadi peribadi yang lebih bertanggungjawab terhadap apa yang dia pilih dalam kehidupannya.
Y. Heri Widodo, M.Psi., Psikolog
Dosen Universitas Sanata Dharma dan pemilik PAUD Kerang Mutiara Yogyakarta