Liputan6.com, Jakarta Di perkotaan, mungkin mengonsumsi air mentah yang dimasak hingga mendidih sudah jarang ditemukan. Namun di banyak daerah Indonesia, kebiasaan ini masih kerap dilakukan masyarakat.
Meski menghilangkan bakteri, memasak air hingga mendidih tidak bisa menghilangkan zat-zat kimia berbahaya terutama logam berat yang dapat mengancam kesehatan.
Baca Juga
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2012 menunjukkan 33 persen rumah tangga di Indonesia masih menggunakan fasilitas yang tidak layak dalam memperoleh air minum dan masih kerap dijumpai. Kondisi air yang tidak layak minum dari berbagai sumber air minum ini ditemukan dengan ciri keruh, berbau, berasa dan berbakteri.
Advertisement
Guru Besar FKM UI, Prof. dr. Umar Fahmi Achmadi, MPH, Ph.D dalam keterangan pers mengatakan, logam berat yang tercemar dalam air dapat menyebabkan Endocrine Disrupting Compound (kelainan sistim hormonal) dan dalam jangka panjang akan menyebabkan kanker, serta kerusakan ginjal.
Dalam beberapa literatur juga disebutkan, konsumsi air mentah yang didihkan berisiko memiliki kandungan logam berat dan nitrit yang tinggi. Mengonsumsi air dengan kondisi ini dalam jangka waktu lama dapat mengganggu fungsi lambung dan usus.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) menyatakan air mendidih mungkin lebih baik dikonsumsi ketimbang air mentah. Namun bila tidak ada pilihan air minum, setidaknya didihkan air minimal 3 - 5 menit untuk untuk membunuh patogen dan bakteri berbahaya.