Sukses

90 Persen Pasien Asma Keliru Gunakan Inhaler

Sayang, hampir sebagian besar pasien asma menggunakan inhaler dengan teknik kurang tepat sehingga hasilnya tak maksimal.

Liputan6.com, Wales Salah satu benda yang yang selalu dibawa mereka yang memiliki asma adalah inhaler (obat asma yang disemprotkan ke dalam tenggorokan). Alat medis ini bisa segera membantu melegakan napas saat terjadi serangan asma. Namun sayang, hampir sebagian besar pasien asma menggunakan inhaler dengan teknik salah.

Menurut data dari British Lung Foundation (BLF) sekitar 90 persen pasien asma tak menggunakan inhaler dengan cara yang tepat. Ini artinya hanya sekitar lima persen manfaat obat yang mencapai paru-paru. Hal ini disampaikan dalam `National Asthma Week` pada Selasa lalu di Inggris.

"Ada begitu banyak inhaler tersedia, namun hal ini berpotensi membuat orang kesulitan mengingat cara terbaik menggunakan inhaler yang diberikan," terang juru bicara BLF dikutip laman Wales Online, Kamis (3/9/2015).

"Masing-masing inhaler tersebut memiliki teknik penggunaan yang berbeda. Sehingga tak heran bila banyak orang yang tak tepat menggunakannya," tambahnya lagi.

Pasien asma memang memiliki saluran pernapasan yang sangat sensitif. Bisa meradang dan mengencang ketika menghirup sesuatu yang menganggu paru-paru seperti tungau debu atau serbuk sari.

Ketika serangan asma datang, dada menjadi sesak dan mengi sehingga sulit untuk bernapas. Pada kondisi seperti inilah para pasien asma akan memanfaatkan inhaler untuk melegakan napasnya.

"Anda bisa meminta dokter meresepkan inhaler yang biasa dipakai atau bisa juga meminta bantuan untuk melatih cara penggunaan yang tepat. Hal ini penting guna mendapatkan hasil maksimal dari pengobatan mereka," terang Kepala British Lung Foundation, Joseph Carter.

Video Terkini