Liputan6.com, Jakarta Perkembangan atau data terbaru sampai 23 Agustus tentang MERS CoV di Riyadh Arab Saudi, utamanya yang terkait dengan penularan di RS
- Jumlah kasus 53 orang, 17 meninggal dunia
- Yang masih dirawat 32 orang, 1 pasien dipulangkan
Advertisement
- Kisaran umur pasien sangat luas, ada pasien yang berumur 2 tahun dan ada yang berumur 109 tahun
- Ada dua petugas kesehatan warga negara Filipina yang juga ikut tertular
- Ada 7 kasus baru pada Saptu yl, sehingga total seluruh Arab Saudi menjadi 1.141, meningkat dari ‎1.134 di email saya kemarin dulu.
- Lebih dari 5.700 sample sudah diperiksa sebagai bagian contact tracing.
Sejauh ini outbreak Agustus 2015 ini hanya terjadi di Riyadh, dan belum ada laporan kasus dari daerah perhajian (Mekkah, Medinah dan Jeddah). Untuk antisipasi kegiatan Haji maka pemerintah setempat mempersiapkan tiga Laboratorium MERS CoV di Mekkah, Mina dan Arafah serta 4 lagi di Medinnah.
Sebenarnya awal Juni 2015 kasus MERS CoV di Arab Saudi ‎praktis terkontrol baik, tapi sejak 13 Juli mulai ada trend meningkat, dan terus meningkat sampai hari ini, khususnya terjadi di RS. Karena itu, saya sampaikan kembali bahwa pada kenyataannya jamaah haji kita yang sakit (maksudnya penyakit umum yang diderita jamaah Haji) dapat dirujuk dari Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) ke RS Arab Saudi, baik di Jeddah, Mekkah dan Medinah. Atau mungkin juga jemaah sakit (sekali lagi ini sakit-sakit yang sering terjadi pada jamaah Haji) langsung datang / dibawa ke RS Arab Saudi di kota-kota itu.
Nah, ‎ada tiga perhatian yang harus dijaga bila jamaah haji kita nanti terpaksa harus datang ke RS Arab Saudi, yaitu :
1. Selalu dan lebih sering Cuci Tangan Pakai Sabun, yang secara ilmiah terbukti menurunkan kemungkinan infeksi, dan jangan terlalu sering memegang hidung dan mulut dengan tangan kita.
2. Selama di RS maka sedapat mungkin hindari kerumunan orang, terutama di Poliklinik dan Emergency Room.
Pengalaman di Korea misalnya (berdasar team WHO yang diturunkan ke Seoul) menunjukkan seorang pasien di Emergency Room yang sambil menunggu masuk rawat dia batuk-batuk dan menulari banyak orang disana‎. Kejadian di RS King Abdul Azis Riyadh juga bermula dari Emergency Room /Ward, hanya belum jelas pola penularannya.
3. Upayakan seminimal menyentuh ‎benda2 yang banyak dipegang orang/pengunjung RS. Hal ini memang tidak terlalu mudah, karena kita terpaksa toh harus pegang gagang pintu misalnya, atau sandaran kursi, atau meja pendaftaran dll, tapi ekstra waspadalah selalu pada kebersihan‎.
Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K) , MARS, DTM&H, DTCE
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan