Sukses

Ribuan Pria Rawan Tertular HIV

Ribuan pria yang tinggal di Kota Sukabumi, Jawa Barat rawan tertular HIV.

Liputan6.com, Jakarta Seketaris Komisi Penanggulangan AIDS Kota Sukabumi Fifi Kusumajaya mengatakan ribuan pria yang tinggal di Kota Sukabumi, Jawa Barat rawan tertular HIV.

"Dari data yang kami miliki ada sekitar 3.000 pria yang masuk dalam golongan High Risk Man atau pria berisiko tinggi dan juga dari hasil penjangkauan yang dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli HIV dan AIDS tepatnya sejak Januari sampai Juni 2015 juga banyak menemukan pria yang berisiko tinggi tertular HIV dan AIDS," katanya di Sukabumi, Jumat

Menurut dia, dari hasil pendataan tersebut mayoritas pria yang rawan tertular penyakit yang belum ada obatnya ini dari kalangan orang mampu atau berpenghasilan tinggi yang suka jajan seks atau menyewa jasa wanita penjaja seks (WPS). Di samping itu juga lelaki suka lelaki dan kaum trans gender atau waria juga berpotensi besar tertular HIV dan AIDS.

Adapun data yang dimiliki KPA, bahwa kaum lelaki suka lelaki yang tergabung dalam komunitas saat ini jumlahnya sudah mencapai 501 orang, sedangkan populasi kaum transgender mencapai 44 orang. Sehingga ini membuktikan tidak hanya kaum wanita saja yang rawan tertular, tetapi pria juga cukup tinggi tingkat kerawanan tertular virus yang belum ada obatnya ini.

"Kami merasa miris dengan kondisi tingginya jumlah pria beresiko, lelaki suka lelaki dan transgender yang jumlahnya cukup tinggi ini karena luas wilayah Kota Sukabumi yang relatif kecil, serta lebih terkenal dengan nuansa pesantrennya," tambah Fifi.

Ia mengatakan kaum pria sangat berperan penting dalam epidemi HIV dan AIDS, karena penyebaran dan penularan penyakit tersebut sangat cepat menjangkau kaum pria. Buktinya pria berisiko tinggi dalam setiap tahun jumlahnya meningkat. Bahkan, banyak istri yang tertular HIV karena suami yang positif HIV lebih dahulu.

Selain itu, saat ini masih banyak ibu rumah tangga dan ibu hamil beranggapan bahwa suaminya sehat. Padahal pria berisiko tinggi merupakan kelompok populasi "kunci" yang mempunyai pengaruh sangat besar pada populasi yang lainnya termasuk pada istrinya.

"Kami juga mengimbau kepada masyarakay agar selalu memeriksakan kesehatannya secara rutin, untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesehatannya dan untuk memastikan HIV tidak hidup di tubuh seseorang," katanya.