Sukses

Susu Fonterra Brands Punya Pabrik di Cikarang

Produsen susu asal Selandia Baru, Fonterra Brands Indonesia, meresmikan operasional pabrik pengolahan dan pengemasan di Cikarang

Liputan6.com, Jakarta Produsen susu asal Selandia Baru, Fonterra Brands Indonesia, meresmikan operasional pabrik pengolahan dan pengemasan yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat, Selasa.

Pabrik pertama yang dibangun perusahaan itu di Tanah Air merupakan investasi terbesar yang dibangun perusahaan di kawasan ASEAN selama satu dekade terakhir.

Johan Priem, Managing Director of Asia, Middle East and Africa (ASIA MEA) Fonterra Co-operative Group Limited dalam peresmian di PT Fonterra Brands Manufacturing Indonesia di Cikarang, Selasa, mengatakan investasi yang dilakukan di Indonesia semata guna memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang senantiasa mencari alternatif asupan makanan bernutrisi tinggi untuk segala usia.

"Ini juga yang mendorong peningkatan permintaan produk susu sebesar 5 persen per tahun hingga 2020," katanya.

Johan menuturkan, pabrik yang dibangun dengan nilai investasi Rp340 miliar itu memiliki kapabilitas pengemasan hingga 16.000 metrik ton bahan dasar berbasis susu setiap tahun atau setara dengan 87.000 kemasan produk per hari.

"Ini dalam jangka panjang akan membantu kami memenuhi kebutuhan produk susu di Indonesia yang kian meningkat," katanya.

Indonesia, lanjut Johan, merupakan pasar di ranking 10 dunia bagi bisnis perusahaan tersebut yang tidak hanya fokus pada produk olahan susu tetapi juga sebagai pemasok bahan makanan untuk bisnis restoran.

Menurut dia, meski produksi di pabrik Cikarang ditujukan untuk pasar domestik, ada kemungkinan produk yang diolah dan dikemas di Indonesia bisa juga dikirimkan ke negara ASEAN lainnya dan menjadikannya satu pasar besar bagi perusahaan.

Site operation manager PT Fonterra Brands Manufacturing Indonesia Ali Nasution menjelaskan pabrik berukuran 2 hektare itu memang hanya mengolah dan mengemas tiga produk kemasan bubuk Fonterra yakni Anlene, Anmum dan Anchor Boneeto.

"Khusus untuk bahan baku susu diimpor semua dari Selandia baru, tapi bahan untuk mengemas, seperti karton serta gula, perasa dan tepung tambahan itu lokal. Proporsi impornya 65 persen dan 35 persennya lokal," ujarnya.

Ada pun tenaga kerja lokal yang terserap dalam operasional pabrik pengolahan dan pengemasan saat beroperasi penuh adalah 160 orang.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto menyambut peresmian pabrik pengolahan susu itu di Indonesia.

Menurut dia, selain bisa menggerakkan industri nasional, industri pengolahan susu juga mampu mendorong konsumsi susu masyarakat Indonesia yang masih rendah yakni hanya 12,1 liter per kapita per tahun setara susu segar.

Jumlah tersebut, lanjut Panggah, masih jauh di bawah negara lain seperti Malaysia sebesar 36,2 kilogram/kapita/tahun, Myanmar 2f,7 kg/kapita/tahun, Thailand 22,2 kg/kapita/tahun, Filipina 17,8 kg/kapita/tahun dan Selandia Baru yang mencapai 120 kg/kapita/tahun.

"Hal ini menunjukkan masih besarnya potensi pasar pengolahan susu di Indonesia," ujarnya.

Panggah berharap, investasi Fonterra dalam pembangunan pabrik pengolahan dan pengemasan bisa memberikan manfaat besar kepada masyarakat Indonesia.

"Juga untuk terus meningkatkan investasi di Indonesia karena perusahaan ini telah mendapat fasilitas 'tax allowance'," katanya.

Video Terkini