Liputan6.com, Kiev: Kementerian Kesehatan Ukraina menyatakan, kemungkinan besar warganya yang terkena virus H1N1 atau populer disebut flu babi, pernah bermukim di Amerika Serikat selama dua tahun. Demikian diungkapkan Oleksander Bilovol, wakil Kementerian Kesehatan Ukraina, belum lama ini.
Menurut Bilovol, seorang laki-laki berusia 24 tahun yang tinggal di Detroit, Michigan, Amerika Serikat dan terserang flu setelah kembali ke Ukraina, Ahad silam. Hanya berselang sehari, para ahli menyatakan pasien tersebut hampir dipastikan terjangkit virus influenza A subtipe H1N1.
Bilovol memaparkan, dalam dua sampai tiga pekan ke depan, tim medis akan mengetahui hasil laboratorium. Selain itu, orang tersebut telah berhubungan dengan lebih dari 70 orang. Puluhan orang itu pun sedang dalam pengawasan. Namun, tak satu pun terkena gejala flu.
Virus H1N1 mudah menyebar dan ciri-cirinya seperti penyakit biasa. Setelah didiagnosis, ternyata flu babi telah menulari lebih dari 17.000 orang di 64 negara. Dan telah membunuh lebih dari 100 orang, terbanyak dari Meksiko. Angka-angka ini tercatat dalam Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).(ANS/Reuters)
Menurut Bilovol, seorang laki-laki berusia 24 tahun yang tinggal di Detroit, Michigan, Amerika Serikat dan terserang flu setelah kembali ke Ukraina, Ahad silam. Hanya berselang sehari, para ahli menyatakan pasien tersebut hampir dipastikan terjangkit virus influenza A subtipe H1N1.
Bilovol memaparkan, dalam dua sampai tiga pekan ke depan, tim medis akan mengetahui hasil laboratorium. Selain itu, orang tersebut telah berhubungan dengan lebih dari 70 orang. Puluhan orang itu pun sedang dalam pengawasan. Namun, tak satu pun terkena gejala flu.
Virus H1N1 mudah menyebar dan ciri-cirinya seperti penyakit biasa. Setelah didiagnosis, ternyata flu babi telah menulari lebih dari 17.000 orang di 64 negara. Dan telah membunuh lebih dari 100 orang, terbanyak dari Meksiko. Angka-angka ini tercatat dalam Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).(ANS/Reuters)