Sukses

Lebih Bebas Beraktivitas Setelah LASIK

LASIK, teknologi yang membantu seseorang untuk mengatasi gangguan refraksi atau penyakit pada mata.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu gangguan atau penyakit pada mata adalah gangguan refraksi. Ini merupakan penurunan ketajaman penglihatan, yaitu miopia (minus), hipermetropia (plus), dan astigmatisma (silinder).

Menurut Dr Setiyo Budi Riyanto SpM (K), Head of Cataract & Refractive Surgery, Ophthalmologist, dan Medical Director JEC @ Kedoya, kelainan refraksi merupakan salah satu gangguan penglihatan yang sering dikeluhkan oleh banyak orang ke dokter mata.

Gangguan refraksi dapat menghambat aktivitas karena penglihatan yang tidak fokus dan kurang jelas. Penggunaan alat bantu berupa kacamata atau kontak lensa masih dikeluhkan karena dianggap kurang dapat memberikan kebebasan pada seseorang ketika beraktivitas.

Seiring kemajuan zaman, hadir teknologi yang membantu untuk melakukan tindakan dalam mengatasi gangguan refraksi bernama Laser Assisted In-Situ Keratomileusis atau lebih dikenal dengan istilah LASIK. LASIK diharapkan dapat membantu seseorang yang mengalami gangguan refraksi untuk mendapatkan kembali kemampuan penglihatannya yang normal tanpa alat bantu sehingga dapat lebih bebas beraktivitas.

Tahapan LASIK

“Tindakan LASIK terdiri dari dua tahap. Pertama, membuat lapisan pada kornea (flap). Kedua, setelah flap terbuka dilakukan penyinaran laser pada bagian dalam kornea untuk mengubah bentuk kornea. Adapun tujuannya adalah untuk menghilangkan kelainan refraksi (minus, plus, dan silinder) dengan menggunakan Excimer Laser. Excimer Laser bertujuan untuk membentuk permukaan kornea yang baru,” papar Dr Setiyo.

Meski banyak orang telah mendengar tentang LASIK, tetapi masih banyak penderita gangguan refraksi takut untuk melakukannya. Selain memerlukan biaya yang relatif besar, ada juga yang meragukan keamanan dan tingkat keberhasilan LASIK. Padahal, perkembangan teknologi LASIK saat ini makin lama makin maju untuk dapat memenuhi tingkat keamanan dan kenyamanan yang dibutuhkan oleh para pasien.

DI JEC misalnya, untuk mengakomodasi kebutuhan pasien akan pengobatan LASIK, telah memiliki berbagai jenis LASIK seperti 6D Z-LASIK, Z2-LASIK, LASIK Xtra, M-LASIK & PRK. Ke semua jenis LASIK di JEC telah memenuhi syarat keamanan dari Food and Drug Administration (FDA) yang berada di bawah Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat dari Amerika Serikat (AS).

Lebih Bebas Beraktivitas

2 dari 5 halaman

Teknologi LASIK

Helen Susanto, seorang atlet triathlon dan founder dari Runner's Nation yang telah menjalani tindakan LASIK, mengatakan, menjalani keputusan untuk di-LASIK di JEC merupakan keputusan terbaik yang pernah dia lakukan untuk mengobati gangguan refraksi pada matanya.

“Awalnya takut, wajar saja namanya juga manusia. Tetapi setelah tahu LASIK itu apa dan bagaimana perkembangan teknologi yang dimilikinya dalam mengatasi gangguan refraksi membuat saya akhirnya tak ragu untuk melakukannya. Yang menyenangkan juga, para staf di JEC membuat saya nyaman selama proses pemeriksaan, lalu di-LASIK, hingga proses perawatan berlangsung sehingga hasil yang optimal pada mata saya dapat tercapai,” ungkap
Helen.

Helen menambahkan, ia memiliki intensitas kegiatan berolahraga yang tinggi.

“Baik untuk berlari, berenang, dan bersepeda misalnya, kini sama sekali tak terganggu lagi karena penglihatan yang kembali normal tanpa harus direpotkan dengan alat bantu penglihatan yang dulu sering saya gunakan. LASIK membuat saya lebih bebas dan leluasa bergerak ketika berolahraga begitupun
untuk melakukan aktivitas lainnya,” papar Helen.

Perkembangan Teknologi Pada LASIK

Bicara mengenai LASIK, JEC sendiri memiliki teknologi LASIK yang sangat lengkap seperti 6 Dimension Z-LASIK (6D Z-LASIK), yaitu teknologi LASIK
dengan kecepatan tinggi (750Hz) tercepat di dunia dan satu-satunya di Indonesia, dengan menggabungkan mesin Ziemer Cyrtalline 5.000KHz (Femtosecond Laser) dan Mesin Schwind Amaris 750 Hz (Excimer Laser).

Kedua mesin tersebut memiliki kecepatan ablasi kornea yang sangat tinggi dengan sistem pelacak 6 dimensi gerakan mata, sehingga bila mata pasien bergerak sinar laser tersebut tetap bekerja di tempat yang tepat. Hal ini memastikan keseimbangan sempurna antara kecepatan dengan tingkat akurasi yang tinggi sehingga menghasilkan penglihatan yang optimal untuk mengobati mata pasien gangguan refraksi.

Selain itu ada juga teknologi lainnya seperti Z2-LASIK, LASIK Xtra, No Touch LASIK, M-LASIK, Surface Ablation (PRK, LASEK, dan EpiLASIK).

Jenis - Jenis LASIK yang dimiliki oleh JEC

3 dari 5 halaman

Jenis - jenis LASIK

1. 6 Dimension Z-LASIK (6D ZLASIK)

6D Z-LASIK adalah generasi terbaru laser excimer, memberikan kesempurnaan dalam tindakan LASIK yaitu LASIK tercepat di Dunia, dengan tingkat akurasi yang tinggi dan keamanan yang lebih baik. 6D Z-LASIK adalah penyempurnaan dalam teknologi LASIK terdepan. Teknologi ini menggabungkan kecepatan ablasi kornea yang sangat tinggi dengan sistem pelacak turbo aktif dalam 6 dimensi gerakan mata, sehingga bila mata pasien bergerak sinar laser tersebut tetap bekerja ditempat yang tepat.

6D Z-LASIK hadir dengan kecepatan tinggi (750Hz) yang lebih unggul untuk menghilangkan minus, plus dan Cylinder. Hal ini memastikan keseimbangan sempurna antara kecepatan dengan tingkat akurasi yang tinggi sehingga menghasilkan penglihatan yang optimal untuk mata Anda. 6D Z-LASIK menggabungkan mesin Ziemer Crystalline 5.000 KHz (Femtosecond Laser) dan mesin Schwind Amaris 750Hz (Excimer Laser)

2. Z2-LASIK

Z2-LASIK hadir di JEC pada tahun 2012, Z2-LASIK adalah penyempurnaan dari teknologi Z-LASIK sebelumnya. Z2-LASIK merupakan teknologi produksi Ziemer Group, sebuah perusahaan multinasional dari Swiss yang memiliki reputasi dibidang Ophthalmology atau kesehatan mata.

Keunggulan Z2-LASIK dibandingkan teknologi Z-LASIK terdahulu membuat flap atau sayatan pada kornea dengan menggunakan sinar laser berbasis teknologi Femtosecond* dengan kecepatan 5.000 KHz, tidak heran bila penggunaan teknologi ini disetujui lembaga-lembaga terkemuka di dunia, seperti: US Army, US Navy, US Air Force, Marine Corps dan NASA. (http://www.be2020.com/lasik_bladeless_lasik/bladeless-lasik-lasik.html).

Z2-LASIK menggabungkan mesin Ziemer 5.000 KHz (Femtosecond Laser) dan Allegretto Wavelight EX500 Hz (Excimer Laser) yang merupakan upgrade dari mesin sebelumnya yaitu Allegretto Wavelight Eye-Q400.

3. IntraLASIK

Pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun 2006 oleh JEC. LASIK tanpa pisau bedah ini menggunakan teknologi Intralase Femtosecond (iFS) dengan
kecepatan 150 KHz dikombinasi dengan mesin teknologi Jerman; Allegretto Wave EyeQ 400Hz (Excimer Laser) yang merupakan mesin LASIK tercepat di dunia pada era tersebut. Saat ini JEC sudah tidak lagi mempergunakan teknologi IntraLASIK.

Perbedaan Z-LASIK dan IntraLASIK

4 dari 5 halaman

Perbedaan Z-LASIK dan IntraLASIK

Pada Z-LASIK 2500 KHz, Docking prosedur lebih flexibel dan nyaman, sedangkan IntraLASIK 150 KHz Docking prosedur lebih kaku sehingga kurang nyaman. Z-LASIK 2500 KHz tidak menimbulkan bekas, sementara IntraLASIK 150 KHz masih meninggalkan bekas.

Z-LASIK 200 KHz lebih presisi dan penyinaran excimer laser lebih seragam pada permukaan kornea. Sedangkan IntraLASIK 150 KHz, pioneer dari teknologi femtosecond (LASIK Tanpa Pisau Bedah). Jika Z-LASIK 2500 KHz sudah direkomendasikan oleh US Army, US Navy, US Air Force, Marine Corps dan NASA, sementara IntraLASIK 150 KHz hanya direkomendasikan oleh NASA dan US Air Force.

 

4. LASIK XTRA

Tindakan LASIK Xtra berguna untuk bagi pasien yang memiliki kornea tipis yang tidak dapat dilakukan tindakan dengan LASIK biasa.

5. No Touch LASIK

Tindakan ini dilakukan untuk penderita dengan minus sangat tinggi yaitu minus diatas 14 dan untuk penderita yang memiliki ketebalan kornea kurang dari 500 mikron (Kornea tipis). untuk ablasinya dilakukan secara digital dilakukan tanpa adanya peralatan yang menyentuh lapisan luar kornea (tanpa membuat
flap kornea).

6. Microkeratome LASIK (M-LASIK)

Teknologi LASIK ini diterapkan pertama kali di Indonesia yaitu di JEC sejak 1997. M-LASIK adalah tindakan LASIK dimana pembuatan flapnya dengan menggunakan Microkeratome atau pisau bedah.

5 dari 5 halaman

Persyaratan Di LASIK

Surface Ablation (PRK, LASEK dan EpiLASIK)

Jenis tindakan ini diperuntukan untuk penderita kelainan refraksi (minus, plus, silinder) yang tidak dapat dilakukan tindakan LASIK, dengan melepaskan atau menghilangkan lapisan terluar kornea (epitel) secara manual.

Crosslinking

Tindakan cross-linking bertujuan menguatkan ikatan kolagen guna menghambat progresi keratokonus. Keratokonus adalah keadaan kornea yang menipis dan melengkung abnormal secara progresif akibat berkurang dan rusaknya ikatan antar serat kolagen.

Pasien keratokonus merupakan kontra indikasi untuk tindakan LASIK ataupun surface ablation.

Syarat Kandidat LASIK

1. Disarankan usia 18 tahun ke atas

2. Kedua mata harus dalam keadaan sehat

3. Melepas soft contact lens selama 14 hari atau hard contact lens selama 30 hari berturut-turut sebelum tindakan LASIK

4. Tidak sedang hamil atau menyusui.

Dimana saya dapat menjalani tindakan LASIK di JEC?

JEC adalah pionir untuk tindakan LASIK di Indonesia dan rumah sakit mata satu satunya yang memiliki teknologi 6 Dimension Z-LASIK.

Anda dapat segera menghubungi Call Center JEC (021) 2922 1000 maupun konsultasi online melalui website JEC. Untuk informasi program cicilan Bank LASIK 0% selama 3, 6 bulan dan 12 bulan, klik www.jec.co.id.

(Adv/GR)