Liputan6.com, Jakarta Infeksi malaria pada ibu ketika kehamilan mengubah formasi pembuluh darah dalam otak anak yang terpapar, ungkap sebuah studi baru. Hal ini bisa jadi akan berdampak pada masalah ingatan dan kemampuan belajar anak karena janin yang terpapar malaria ketika dalam kandungan memiliki pembuluh darah yang lebih kecil di otak ketimbang janin yang tak terpapar.
Para peneliti mengatakan, "Penelitian ini menyoroti sebuah mekanisme baru yang mendapati kasus terpapar malaria di masa kehamilan dapat mengubah perkembangan neurokognitif dari juataan anak yang akan dilahirkan."
Baca Juga
Untuk studi ini, para peneliti terutama mempelajari fungsi neurokognitif pada tikus dengan bobot lahir normal yang telah terpapar malaria tapi mereka tak terinfeksi penyakit tersebut ketika dalam kandungan. Peneliti menemukan bahwa tikus-tikus kecil yang terpapar malaria di masa dalam kandungan mengalami gangguan belajar dan ingatan, serta menunjukkan gejala depresi yang tetap bertahan hingga dewasa.
Advertisement
Masalah neurokognitif tersebut dikaitkan dengan turunnya tingkat jaringan neurotransmitter utama (serotonin, dopamin, dan norepinephrine) dalam bagian tertentu di otak.
Dengan pencitraan pembuluh darah di uterus, tim peneliti juga melihat perubahan dalam perkembangan neurovaskular di otak janin tikus yang terpapar malaria, dilansir dari laman Medindia, Senin (28/9/2015).
Penemuan ini dipublikasikan dalam Jurnal PLOS Pathogens.