Liputan6.com, Jakarta Salah satu motif batik yang terkenal di telatah kulon (barat) wilayah Jawa, persisnya di pesisir pantai Cirebon menggambarkan awan atau mega. Motif yang disebut mega mendung ini cukup moncer tak hanya di negeri kita sendiri, tapi juga di negeri manca.
Buktinya, motif megamendung pernah dijadikan sebagai kaver sebuah buku batik terbitan luar negeri yang berjudul Batik Design karya Pepin Van Roojen, warga negara Belanda.
Baca Juga
Ketua Harian Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds. menyebutkan, sejarah timbulnya motif mega mendung selalu mengarah pada sejarah kedatangan bangsa Cina yang datang ke wilayah Cirebon.
Advertisement
Tercatat dengan jelas dalam sejarah bahwa Sunan Gunungjati menikahi Ratu Ong Tien dari negeri Cina. Beberapa benda seni yang dibawa dari negeri Cina diantaranya adalah keramik, piring, kain yang dihiasi motif awan.
Bentuk awan dalam beragam budaya melambangkan dunia atas (Taoisme), kahyangan, dunia para dewa, surga. Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas dan mempunyai makna transendental (Ketuhanan).
Konsep mengenai awan ini juga berpengaruh pada dunia seni rupa Islam pada abad ke-16 yang digunakan oleh kaum Sufi untuk ungkapan dunia besar atau alam bebas.