Liputan6.com, Jakarta Seiring dengan berkembangnya genetika molekuler, Saccharomyces cerevisiae digunakan untuk menciptakan revolusi terbaru di bidang kesehatan dan rekayasa genetika. Tak heran jika para ahli menjulukinya sebagai mikroorganisme multimanfaat. Saccharomyces cerevisiae (S. cerevisiae), atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama ragi, memiliki sejarah yang luar biasa di industri fermentasi.
Karena kemampuannya dalam menghasilkan alkohol, S. cerevisiae disebut mikroorganisme aman (generally regarded as safe) paling komersial saat ini. Menghasilkan berbagai minuman beralkohol, mikroorganisme tertua yang dikembangbiakkan oleh manusia ini memungkinkan berkembangnya proses bioteknologi pertama di dunia.
Tentu saja kegunaan mikroorganisme ini pun menjadi semakin penting di dunia industri fermentasi. Saat ini S. cerevisiae tidak saja digunakan dalam bidang fermentasi tradisional. Mikroorganisme-mikroorganisme S. cerevisiae baru yang didapatkan dari riset dan aplikasi bioteknologi telah merambah sektor-sektor komersial yang penting, termasuk makanan, minuman, biofuel (bahan bakar alami), kimia, industri enzim, farmasi, agrikultur, dan lingkungan.
Advertisement
Vanny Narita, Ph.D, dari Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farmasi dan Medika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam tulisannya, Superjamur yang Memiliki Sejarah Luar Biasa, menjelaskan bahwa S. cerevisiae adalah jamur bersel tunggal yang telah memahat milestones dalam kehidupan dunia.
Jamur ini merupakan mikroorganisme pertama yang dikembangbiakkan oleh manusia untuk membuat makanan (ragi roti, sekitar 100 SM, Romawi kuno) dan minuman (jamur fermentasi bir dan anggur, sekitar 7000 SM di Suriah, Kaukasia, Mesopotamia, dan Sumeria).