Sukses

Benarkah Tinggi Badan Pengaruhi Risiko Kanker?

Ilmuwan dari Swedia menemukan, adanya peningkatan risiko kanker pada pria atau wanita yang memiliki tinggi badan tidak wajar.

Liputan6.com, London - Ilmuwan dari Swedia menemukan adanya kaitan antara risiko kanker pada pria atau wanita dengan tinggi badan mereka.

Seperti diberitakan Mirror, Senin (5/10/2015), peneliti mengungkapkan bagaimana kelebihan tinggi 10 cm dari tinggi badan rata-rata meningkatkan risiko kanker, 18 persen pada perempuan dan 11 persen pada laki-laki.

Menurut ahli kesehatan, Prof Mel Greaves dari The Institute of Cancer Research di London, ada dua alasan mengapa hormon pertumbuhan bisa menyebabkan kanker.

"Pertama, penelitian sebelumnya mencatat orang cebol (dwarfisme) memiliki risiko kanker jauh lebih sedikit dibandingkan tinggi badan rata-rata. Mereka seperti memiliki gen yang bermutasi. Kedua, dari percobaan pada tikus, hormon pertumbuhan berlebih ternyata memicu kanker," kata Mel.

Intinya, kata Mel, hormon pertumbuhan merangsang kematian sel normal dan memicu pertumbuhan sel kanker. Meski begitu, Mel mengatakan, Anda yang memiliki tinggi di atas rata-rata tidak perlu terlalu khawatir lantaran tinggi badan juga bisa dipengaruhi nutrisi dan penyakit di masa kecil.

Sebelumnya, para peneliti di Karolinska Institute dan University of Stockholm menguji hubungan antara tinggi badan dan kanker pada 5,5 juta orang antara tahun 1958-2011.

Hasilnya, perempuan tinggi memiliki risiko 20 persen lebih besar terkena kanker payudara pada setiap tambahan 10 cm dari ukuran tinggi rata-rata. Risiko melanoma atau kanker kulit yang berpotensi mematikan pun meningkat sebesar 30 persen per 10 cm tinggi pada laki-laki dan perempuan.