Sukses

Mitos Seputar Bulan Suro

Banyak orang mengaitkan suro dengan mitos-mitos yang sifatnya gaib dan terkait dengan mahluk halus

Liputan6.com, Jakarta Bulan Sura atau Suro adalah bulan baru dalam tradisi penanggalan Jawa. Namun, banyak orang mengaitkan suro dengan mitos-mitos yang sifatnya gaib dan terkait dengan mahluk halus. Tak heran pula dalam khasanah permitosan seputar Bulan Sura ini, sebagian masyarakat Jawa meyakini adanya realitas bahwa jagad (dunia) makhluk halus pun mengikuti sistem penanggalan sedemikian rupa.

Sehingga Bulan Sura juga merupakan bulan baru yang berlaku di jagad gaib. Alam gaib yang dimaksudkan adalah jagad makhluk halus seperti jin, setan (dalam konotasi Jawa; hantu), siluman, benatang gaib, serta jagad leluhur seperti alam arwah dan bidadari.

Masyarakat Jawa kuno meyakini antara jagad fana manusia (Jawa), jagad leluhur, dan jagad mahluk halus berbeda-beda dimensinya. Tetapi dalam berinteraksi antara jagad leluhur dan jagad mahluk halus di satu sisi, dengan jagad manusia di sisi lain, selalu menggunakan penghitungan waktu penanggalan Jawa. Misalnya malam Jumat Kliwon (Jawa; Jemuah) dilihat sebagai malam suci paling agung yang biasa digunakan para leluhur “turun ke bumi” untuk njangkung dan njampangai (membimbing) bagi anak dan keturunannya yang menghargai dan menjaga hubungan dengan para leluhurnya.

Demikian pula, dalam bulan Sura juga merupakan bulan paling sakral bagi jagad makhluk halus. Mereka bahkan mendapat “dispensasi” untuk melakukan seleksi alam. Siapa pun yang hidupnya tidak eling (ingat) dan waspada, dapat terkena dampaknya.

2 dari 2 halaman

Sura Duraka

Sura Duraka

Dalam siklus hitungan waktu tertentu yang merupakan rahasia besar Tuhan, terdapat suatu Bulan Sura yang bernama Sura Duraka. Disebut sebagai Bulan Sura Duraka karena merupakan bulan di mana terjadi tundan dhemit. Ini merupakan saat terjadinya akumulasi para dedemit (makhluk halus yang jahat) yang mencari “korban” para manusia yang tidak eling dan waspada. Karena pada bulan-bulan Sura biasa para dedemit yang keluar tidak sebanyak pada saat bulan Sura Duraka. Sehingga pada bulan Sura Duraka biasanya ditandai banyak sekali musibah dan bencana melanda jagad manusia.

Ambil contoh misalnya Bulan Sura Duraka di sepanjang Bulan Januari s/d Februari 2007. Musibah banyak terjadi di nusantara. Diawali dengan tenggelamnya KM Senopati di laut Banda yang terkenal sebagai palung laut terdalam di wilayah perairan Indonesia. Kecelakaan ini memakan korban ratusan jiwa.

Kedua, kecelakaan Pesawat Adam Air yang hilang tertelan di palung laut dekat teluk Mandar, posisi di 40 mil barat laut Majene. Ketiga, kereta api mengalami anjlok dan terguling sampai 3 kali kasus selama sebulan. Keempat, tabrakan bus di pantura, hingga bus menyeruduk rumah penduduk. Kelima, kecelakaan pesawat garuda di Yogyakarta. Keenam, beberapa maskapai penerbangan mengalami gagal take off, gagal landing, mesin error dsb. Ketujuh, Jakarta dilanda banjir terbesar sepanjang masa. Kedelapan, Kapal terbakar di Sulawesi dan maluku. Kesembilan, kapal laut di selat Karimun terbakar lalu tenggelam memakan ratusan korban berikut wartawan TV peliput berita. Kesepuluh, banjir besar di Jawa Tengah, angin puting beliung sepanjang Pulau Jawa-Sumatra. Dan masih banyak lagi kecelakaan pribadi yang waktu itu Kapolri sempat menyatakan sebagai bulan kecelakaan terbanyak meliputi darat, laut dan udara.