Liputan6.com, London - Perubahan suhu ekstrem panas dan dingin bisa menjadi masalah bagi ibu dua anak ini. Jen Ferguson (37) memiliki alergi kulit langka yang membuat seluruh kulitnya berbercak merah, panas, wajah dan leher bengkak dan menghentikan napasnya.
Mirisnya, sejak didiagnosa pada Januari tahun ini, dia berhenti dari pekerjaannya sebagai guru sekolah dasar. Dia pun harus menutupi seluruh tubuhnya dengan pakaian yang tebal untuk meminimalisir reaksi berulang.
"Jika angin bertiup, suhu panas atau dingin, olahraga, stres atau emosi akan membuat alergi ini memburuk," ungkapnya, seperti dimuat Dailymail, Kamis (15/10/2015).
Advertisement
Dokter menyebut penyakitnya sebagai Urtikaria, alergi kronis yang memengaruhi 630.000 orang di Inggris. Pemicunya bisa karena obat, serangga atau parasit, infeksi, garukan, suhu ekstrem, sinar matahari, olahraga, alkohol atau makanan pemicu alergen.
"Saya merasa sedih ketika tidak bisa bermain di salju dengan anak-anak. Saya benar-benar tidak bisa pergi bermain ski dan ini benar-benar menyedihkan," katanya.
Bahkan untuk melakukan tugas-tugas sederhana seperti mencuci pakaian, menjemur pun tidak dapat dilakukannya. Dia juga tidak bisa lagi mengonsumsi minuman panas atau dingin karena bisa memicu reaksi.
"Untungnya keluarga saya begitu mendukung segala sesuatu yang saya lalui. Saya bersyukur dan menakjubkan memiliki mereka," pungkasnya.