Sukses

Program Kader Bela Negara Lengkapi Pendidikan Formal

Kebijakan pembentukan kader bela negara melengkapi pendidikan formal yang didapatkan di sekolah maupun perguruan tinggi

Liputan6.com, Jakarta Kebijakan pembentukan kader bela negara melengkapi pendidikan formal yang didapatkan di sekolah maupun perguruan tinggi, kata Sekjen Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ainun Na'im.

"Ini bisa saling melengkapi karena Indonesia memang membutuhkan pertahanan negara yang kuat," ujar Ainun di Kemenristekdikti, Jakarta, Kamis.

Apa lagi, lanjut dia, selama ini beberapa perguruan tinggi juga memiliki ekstrakulikuler resimen mahasiswa (menwa), yang bisa sejalan dengan kebijakan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.

Selain itu, Kemenristekdikti memandang negara akan menghadapi tantangan yang semakin rumit di masa depan. Latar belakang multikulutural bangsa, di satu sisi, dapat menjadi persoalan besar jika tidak diperhatikan secara serius.

Sebab, sebenarnya gangguan nasional hadir dalam bentuk fisik maupun nonfisik atau ideologi.

"Karena itu perlu perangkat pertahanan negara yang komprehensif," tutur Ainun.

Sebelumnya, Kemhan berencana merekrut 100 juta kader bela negara dalam waktu 10 tahun, yang disiapkan untuk mengantisipasi serangan ideologi dari pihak dalam maupun luar.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, kader bela negara itu disiapkan mengingat permasalahan bangsa yang semakin banyak dan serangan itu dapat dimulai dari serangan ideologi yang menjerumus untuk menghancurkan bangsa serta hal-hal yang membuat rasa cinta Tanah Air para generasi muda luntur.

Ryamizad berharap pembentukan kader bela negara ini dapat membangkitkan kembali rasa cinta Tanah Air para generasi muda bangsa.

Kader-kader bela negara tersebut, menurut dia, akan bertugas melakukan pertahanan negara jika sewaktu-waktu negara mendapat ancaman, baik nyata maupun belum nyata.