Liputan6.com, New York- Belum lama ini, hasil karya fotografer Ji Yeo (29) tentang potret sejumlah wanita usai jalani operasi plastik mencuri perhatian masyarakat dunia. Pertanyaan banyak orang tentang apa dan bagaimana operasi plastik di negeri ginseng ini mampu sedikit terjawab.
Wajah-wajah perempuan yang rahang dan hidungnya ditutup perban mendominasi jepretannya. Semuanya nampak dramatis, termasuk cipratan darah di dinding dan sampah medis bernoda darah.
Baca Juga
Advertisement
Tak ketinggalan, gambaran fasilitas di klinik kecantikan lokasi operasi plastik ditampilkan fotografer yang berbasis di New York, Amerika Serikat ini dalam pameran bertajuk “It Will Hurt a Little”.
Sang fotografer yang berasal dari Seoul ini sendiri sebenarnya bergulat dengan hasrat melakukan operasi plastik. "Selama aku ingat, aku ingin menjadi orang lain," tuturnya seperti dikutip laman Washington Post, Kamis (15/10/2015).
Ia juga bukan satu-satunya orang yang memiliki keinginan itu. Ada jutaan orang di tempat asalnya, Seoul, Korea Selatan, yang juga sering disebut ibukota operasi plastik dunia, ingin melakukan perubahan fisik dengan operasi.
Paling tidak, ada satu dari lima wanita di Korea Selatan yang menjalani bedah plastik. Angka tersebut jauh dari Amerika Serikat yang hanya satu banding 20 wanita berdasarkan data International Society of Aesthetic Plastic Surgeons.
Lalu, pria di Korea Selatan pun tak ketinggalan. Menurut laman New Yorker, sekitar 15 persen pasar operasi plastik di negara tersebut adalah pria.
Pasar operasi plastik di negeri ginseng tak disangkal memainkan peran penting dalam perekonomian negara. Ada lebih dari 2000 ahli bedah plastik. Pendapatan dari industri perawatan medis melonjak tajam dari 2009 hingga 2012.
Secara umum, Yeo menjelaskan ada dua jenis klien operasi plastik di negara asalnya. Pertama, ingin terlihat natural. Kedua, tampilan buatan yakni dengan pembesaran mata, hidung lebih besar, dan dagu kecil.