Liputan6.com, New York- Selama ini, kandungan antioksidan seperti dalam bluberi dan teh hijau dikenal bermanfaat bagi kesehatan dan mencegah kanker. Namun, sebuah studi yang dipublikasikan minggu lalu dalam Nature membantah hal tersebut. Terungkap bahwa antioksidan malah mungkin mempercepat penyebaran dan pertumbuhan kanker.
Penelitian ini dilakukan ilmuwan oleh para ilmuwan dari University of Texas Southwestern Center dengan percobaan pada tikus yang terkena kanker.
Baca Juga
"Gagasan bahwa antioksian baik untuk kesehatan begitu kuat. Bahkan sudah ada uji klinis terhadap pasien kanker yang diberikan antioksidan," tutur CRI Director and Mary McDermott Cook Chair in Pediatric Genetics di UT Southwestern Medical Center, Sean Morrison.
Advertisement
Namun ia menyarankan berbagai uji klinis yang sedang dilakukan terhadap pasien kanker untuk dihentikan karena pemberian antioksidan membuat kematian lebih cepat.
"Data kami menunjukkan alasan ini bahwa: sel-sel kanker mengambil manfaat antioksidan lebih besar dibandingkan dari yang sel normal lakukan," tutur Morisson seperti dikutip Newsweek, Senin (19/10/2015).
Peneliti melakukan pengujian dengan melakukan transplantasi sel kanker kulit atau melanoma manusia kepada tikus. Beberapa tikus diobati dengan N-acetylcysteine (NAC), sebuah antioksidan yang terkadang digunakan pada pasien HIV/AIDS. Sementara kelompok tikus lain tidak diberikan apa-apa.
Hasilnya, peneliti menemukan tikus yang mendapatkan antioksidan malah sel-sel kanker di tubuhnya menyebar lebih cepat ke seluruh tubuh. Tumor mereka pun lebih besar dibandingkan tikus yang belum mendapatkan perawatan sama sekali.
Sebenarnya, penelitian ini bukanlah yang pertama mengkaji hubungan yang buruk antara pemberian antioksidan dengan sel kanker. Tapi riset ini menjadi pengingat bahwa penyebaran kanker pada tikus bisa terjadi juga pada manusia.
Penulis studi menyatakan bahwa sebaiknya kanker diatasi dengan prooksidan. Mereka menemukan bahwa sel melanoma yang menyebar memiliki stres oksidatif yang tinggi.
Â