Sukses

Duduk Terlalu Lama Berisiko Kematian

Risiko kematian meningkat pada individu yang lima puluh persen hidupnya dihabiskan di tempat duduk.

Liputan6.com, Jakarta Risiko kematian meningkat pada individu yang lima puluh persen hidupnya dihabiskan di tempat duduk, dibanding mereka yang hanya duduk sebesar dua puluh lima persen.

Demikian disampaikan dokter spesialis kedokteran olahraga Andi Kurniawan dalam diskusi media `BRRRGERAK 30` di Kembang Goela, Jakarta, Rabu (4/11/2015)

"Tiga puluh tahun mendatang yang sering kena serangan jantung adalah supir bus, bukan kondektur. Karena kondektur yang lebih banyak bergerak, berdiri, bergerak ke depan, ke belakang, begitu aktivitasnya," kata Andi Kurniawan.

Tak ingin mengalami kondisi seperti ini, bergerak atau melakukan aktivitas fisik selama tiga puluh menit sangat dianjurkan. "Jalan kaki atau bersihin mobil sudah bagian dari aktivitas fisik. Kalau ingin tubuh bugar, aktivitas fisik harus diimbangi dengan latihan fisik," kata Andi Kurniawan melanjutkan.

Andi menjelaskan, aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang diakibatkan kerja otot-otot rangka dan menghasilkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran energi). Sedangkan latihan fisik atau exercise, aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur, terukur, dan terus menurus sehingga tubuh jadi bugar.

"WHO merekomendasikan, aktivitas fisik dengan intensitas sedang minimal 30 menit setiap hari atau 150 menit per minggu secara teratur dapat menurunkan risiko berbagai penyakit tidak menular dan risiko kematian dini," kata Andi.

Kalau ingin menurunkan berat badan, tambah menjadi 60 menit per hari atau satu jam.