Liputan6.com, Jakarta Kondisi langka dengan nama Cotard syndrome membuat pengidapnya percaya telah diberi kesempatan hidup kembali setelah sempat meninggal dunia.
Setelah salah seorang `korban` menceritakan pernah mati suri sewaktu mendadak pingsan di pesawat, semakin banyak pula orang yang menganggap Cotard syndrome benar-benar seperti itu.
Diagnostic and Statisctical Manual of Mental Disorders (DSM-V) menjelaskan yang sebenarnya telah terjadi. Kondisi yang disebut disease of human health oleh International Classfication of Disease berhubungan erat dengan psikosis, depresi klinis, dan skizofrenia.
Advertisement
"Cotard syndrome adalah jenis khayalan yang biasanya dikatikan dengan penolakan eksistensi diri," kata salah seorang tim dari DSMV dikutip dari situs Independent, Jumat (6/11/2015)
Orang yang mengalami delusi mungkin percaya mereka telah mati, sekarat, bagian tubuh mereka tidak ada, serta tidak perlu melakukan kegiatan untuk menjaga diri mereka tetap hidup seperti minum, makan, dan dasar kebersihan yang lain.
Nama penyakit yang berasal dari nama penemunya, yaitu Jules Cotard, seorang neurologis Prancis, pertama kali ditemukan pada 1800. Saat itu Jules mendapat seorang pasien yang percaya sudah meninggal dunia.
Di zaman modern seperti sekarang ini, seorang pakar kesehatan di London, Inggri,s bernama Michael Birnbaum, MD juga pernah mendapat seorang pasien dengan diagnosis Cotard syndrome. "Beberapa ada yang menganggap pernah hidup di surga dan neraka, tapi ada juga yang mengeluhkan organ tubuhnya telah mati," kata Birnbaum.
Sebenarnya Cotard syndrome dapat disembuhkan jika pasien mendapat dorongan dari orang-orang terdekat. Menemukan keluarga dengan kondisi ini jangan pernah didiamkan, bawa segera ke dokter untuk mendapat perawatan lebih lanjut.**