Liputan6.com, Jakarta Cacing gelang dan cambuk jadi dua jenis cacing terbanyak yang menyebabkan infeksi cacingan pada anak-anak usia sekolah dasar (SD) berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI. Cacing gelang bisa menyebabkan anak kurang gizi, sementara cacing cambuk mampu menghisap darah.
"Cacing cambuk hidup menempel di dinding usus halus serta menghisap darah. Sementara cacing gelang juga hidup di usus halus sehingga mampu menyerap sari makanan. Akibatnya anak jadi kurang gizi karena nutrisinya diserap cacing ini," tutur dokter spesialis anak Sri Kusumo Amdani dalam Gerakan Waspada Cacing di Gedung Sasana Kriya, Jakarta beberapa saat lalu.
Cacingan pada anak bisa berbahaya. Pertumbuhannya bisa terganggu, demikian juga dengan perkembangan motorik dan kinerja kognitifnya sehingga potensi kecerdasan pun berkurang. Untuk itu penting bagi anak-anak mengonsumsi obat cacing setiap tahun, sementara untuk daerah dengan prevalensi tinggi setahun dua kali disertai dengan perubahan perilaku menjadi hidup bersih dan sehat mampu menurunkan infeksi cacingan.
Advertisement
Prevalensi cacing gelang pada anak SD sekitar 13,9 persen, sementara cacing cambuk 14,5 persen. Data ini berdasarkan Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI 2008. (*)