Liputan6.com, Jakarta Kepulangan artis peran dan penyanyi Misye Arsita tentu menjadi perhatian publik. Namun siapa sangka penyakit yang dideritanya, yakni TB kelenjar dan infeksi paru memang mengancam wanita di seluruh dunia.
Ahli paru-paru yang kini bertugas di WHO New Delhi, India, Prof dr Tjandra Yoga Aditama mengatakan, setiap hari ada hampir dari 1500
perempuan meninggal akibat TB di dunia. Pada 2013, diperkirakan ada 3,3 juta perempuan sakit TB di dunia. Dan hampir 70 persen di
antaranya tinggal di kawasan WHO Afrika dan Asia Tenggara.
"Walaupun seorang perempuan sembuh dari TB, maka kalau penyakitnya sudah berat maka kalau sembuh tetap dapat meninggalkan gejala sisa seperti kemandulan, gangguan pendengaran dan penularan TB pada anaknya. Sayangnya, TB pada perempuan dapat mengakibatkan stigma dan berhubungan dengan kemiskinan," katanya melalui pesan singkat, Sabtu (7/11/2015).
Advertisement
Bagi ibu yang menderita TB akan mengakibatkan enam kali peningkatan risiko kematian perinatal pada bayinya. Bukan hanya itu, ibu dengan TB mengakibatkan peningkatan risiko dua kali untuk kelahiran prematur dan atau berat badan bayi lahir rendah.
Kejadian TB pada Ibu hamil yang juga HIV (+) akan meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi. Pada daerah dengan angka HIV tinggi maka TB merupakan 15-34 persen penyebab tidak langsung kematian ibu.
Data Survei Prevalensi Tuberkulosis yang dikerjakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) 2014, prevalensi TB pada perempuan Indonesia di atas 15 tahun adalah 460,6 per 100.000 penduduk.
Data ini juga menunjukkan, hanya 78 persen kaum perempuan kita yang mengetahui bahwa tuberkulosis dapat disembuhkan. 24 persen lainnya tahu bahwa obat TB disediakan gratis oleh pemerintah, dan 11 persen yang bersikap akan merahasiakan keluarganya jika kena TB, yang artinya masih ada stigma negatif akan hal ini.