Liputan6.com, Osaka - Apakah Anda salah satu orang yang mengendarai kendaraan pribadi untuk menuju tempat kerja? Riset baru ini mungkin bisa mengubah pilihan Anda. Menurut riset tersebut, berangkat kerja dengan bus atau kereta bisa menurunkan tekanan darah tinggi secara signifikan, menurunkan risiko diabetes, dan berat badan.
Dr Hisako Tsuji bersama koleganya dari Pusat Pengujian Kesehatan Kota Moriguchi, Osaka, Jepang, baru-baru ini mempresentasikan penemuan mereka di American Heart Association's Scientific Sessions 2015, di Orlando, Florida.
Baca Juga
Baca Juga
Tekanan darah tinggi, kelebihan berat badan dan obesitas merupakan faktor penyakit jantung, penyakit yang membunuh sekitar 610.000 orang di AS setiap tahun serta masih jadi penyakit paling mematikan nomor satu menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Advertisement
Dikutip dari Medical News Today, Minggu (27/12/2015), meski aktivitas fisik dapat membantu mengurangi faktor risiko penyakit ini, Dr Tsuji dan kawan-kawan mencatat bahwa masih belum jelas apakah penurunan risiko itu dapat dipengaruhi karena perjalanan kerja seseorang. Tim peneliti tersebut memulai riset berdasarkan data 5.908 orang dewasa dari Jepang.
Peserta menjalani pemeriksaan kesehatan pada tahun 2012, dan mereka bertanya bagaimana mereka berangkat bekerja. Subjek penelitian dibagi menjadi tiga kelompok, yakni mereka yang menggunakan transportasi umum (bus atau kereta api), yang berjalan atau bersepeda, dan mereka yang melakukan perjalanan kerja dengan mobil. Usia rata-rata di masing-masing kelompok adalah 49-54 tahun.
Hasilnya, pria lebih suka menyetir kendaraan dibandingkan perempuan untuk pergi ke tempat kerja, karena wanita lebih cenderung menggunakan transportasi umum.
Dibandingkan dengan menyetir, peserta yang menggunakan transportasi umum untuk sampai ke kantor punya 44 persen lebih kecil berpotensi kelebihan berat badan, 34 persen risiko diabetes dan 27 persen sisanya punya kemungkinan lebih kecil terkena tekanan darah tinggi.
"Jika waktu yang diperlukan lebih lama dari 20 menit untuk perjalanan satu kali daripada bepergian dengan berjalan kaki atau bersepeda. Banyak orang tampaknya memilih transportasi umum atau mobil di daerah perkotaan Jepang," tutur Dr Tsuji.
"Orang-orang sebetulnya mempertimbangkan penggunaan transportasi umum bukan mobil, sebagai bagian dari keseharian, yakni olahraga teratur. Ini mungkin berguna bagi penyedia layanan kesehatan untuk menanyakan pasien tentang bagaimana mereka pergi bolak-balik," pungkasnya. (*)