Liputan6.com, Washington - Penggunaan alat kontrasepsi Intra Uterine Devic (IUD) atau yang lebih dikenal dengan spiral, makin meningkat. Dikutip dari laman Medical Daily, Rabu (11/11/2015) sore, Pusat Statistik Kesehatan Nasional di Amerika Serikat mendapat data baru yang menunjukkan bahwa 11,6 persen perempuan di AS antara 2011 dan 2013 memilih kontrasepsi jenis ini.
Angkanya meningkat hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya karena pada 2006 sampai 2010 perempuan di AS yang menggunakannya hanya sebanyak 6 persen. Bahkan di tahun 2002, hanya 2 persen yang memakai spiral.
Baca Juga
Spiral atau IUD tergolong alat kontrasepsi long-acting reversible contraceptives (LARC) yang bersifat jangka panjang dan bisa dilepas kembali. Metode paling populer untuk pengendalian kehamilan memang masih pil (26 persen), sterilisasi (25 persen), dan kondom (15 persen).
Advertisement
Tetapi menggunakan LARC adalah metode yang paling cepat populer. Ahli kesehatan perempuan mengatakan bahwa jenis kontrol kelahiran ini memberikan wanita keputusan kapan dan dengan siapa mereka bisa memiliki anak.
The New York Times melaporkan bahwa sekitar setengah dari 6,6 juta kehamilan tidak diinginkan terjadi tiap tahunnya di Amerika Serikat. Para ahli menyarankan penggunaan IUD dapat disosialisasikan lebih luas agar membantu mengurangi 'kecelakaan' dalam berhubungan tersebut.
Sterilisasi rahim adalah metode yang paling populer di kalangan wanita dengan kurang pendidikan di Negeri Paman Sam karena sekitar 40 persen wanita di sana yang hanya berijazah SMA atau setaranya menggunakan metode itu. Di sisi lain, pil KB menjadi favorit wanita yang lebih berpendidikan karena digunakan oleh sekitar sepertiga dari wanita bergelar sarjana atau di atasnya.