Sukses

Sebentar Lagi, Masalah Kolesterol Bisa Ditangani dengan Vaksin

Vaksin yang baru ini memberikan alternatif selain statin, dengan cara membidik protein yang mengendalikan kadar kolesterol dalam darah.

Liputan6.com, Albuquerque - Sejenis vaksin baru berhasil menurunkan kadar LDL—kolesterol jahat—pada hewan percobaan tikus dan monyet macaque.

Dikutip pada Sabtu (14/11/2015), temuan yang dipaparkan dalam jurnal Vaccine terbitan Elsevier ini menyebutkan bahwa—menurut para penulis dari University of New Mexico dan National Institutes of Health (NIH) di AS—vaksin ini berpotensi lebih kuat daripada perawatan yang hanya dengan statin.

Tubuh manusia menghasilkan kolesterol untuk membuat vitamin D, sejumlah hormon, dan beberapa molekul yang membantu pencernaan makanan. Kolesterol juga ditemukan dalam makanan.

Kolesterol LDL adalah zat mirip gajih yang beredar dalam aliran darah. Jika kolesterol terlalu banyak, arteri dapat tersumbat sehingga dapat mengakibatkan penyakit jantung dan stroke.

Menurut CDC, ada 73,5 juta orang dewasa di AS yang memiliki kadar tinggi kolesterol LDL. Diet dan olahraga merupakan kunci untuk menjaga kolesterol tetap rendah, tapi jutaan orang di seluruh dunia meminum statin untuk merendahkan kolesterol.

Statin memiliki sejumlah dampak samping yang serius, misalnya nyeri otot, peningkatan risiko diabetes, dan penurunan kemampuan kognitif.

Vaksin yang baru ini memberikan alternatif selain statin, dengan cara membidik protein yang mengendalikan kadar kolesterol dalam darah.

Suuatu vaksin tunggal telah terbukti menurunkan kadar kolesterol secara dramatis pada tikus dan monyet, sehingga diduga dapat menjadi pengobatan yang efektif pada manusia.

Dr. Bryce Chackerian, salah satu penulis dari University of New Mexico, mengatakan, “Salah satu yang paling menarik tentang hal ini adalah bahwa vaksin baru ini sepertinya jauh lebih efektif daripada statin saja.”

Vaksin baru ini membidik protein PCSK9 yang mengatur kolesterol di dalam darah. Protein ini bekerja dengan merangsang tubuh untuk meluruhkan reseptor tempat kolesterol melekat ketika sedang dibuang dari dalam tubuh.

Orang yang memiliki mutasi protein tersebut terkadang mendeita peningkatan risiko penyakit jantung dan orang yang tidak memiliki mutasi demikian memiliki penurunan risiko.

Dengan pembidikan protein ini, vaksin tersebut dapat memberhentikan fungsi protein tersebut, sehingga mengurangi jumlah kolesterol di dalam darah.

Para peneliti menguji vaksin itu pada tikus, dan hasilnya adalah penurunan nyata kadar kolesterol LDL. Mereka kemudian mengujinya pada sejumlah kecil money macaque, berbarengan dengan penggunaan statin, sehingga memberikan penurunan dramatis kadar kolesterol.

“Statin masih menjadi obat yang paling sering diresepkan untuk kolesterol. Walaupun obat itu mujarab pada beberapa orang, obat itu memiliki dampak samping dan tidak cocok untuk semuanya, “ kata Dr. Alan Remaley, salah satu penulis penelitian dari National Heart, Lung and Blood Institute yang merupakan bagian dari NIH.

“Hasilnya vaksin kami sangat mencengangkan dan ditengarai dapat menjadi pengobatan yang jauh lebih digdaya untuk kolesterol tinggi.”

Sudah ada beberapa perusahaan obat yang mengembangkan pengobatan kolesterol tinggi dengan cara membidik PCSK9, misalnya Alirocumab dan Evolocumab, yang baru saja mendapatkan persetujuan FDA.

Hasil-hasilnya positif, namun demikian pengobatan mereka menggunakan antibodi monoklonal yang luar biasa mahalnya. Biaya pengobatannya bisa mencapai Rp 140 juta rupiah tiap tahunnya.

Vaksin baru ini sepertinya bahkan lebih berdayaguna dibandingkan dengan perngobatan berdasarkan antibodi monoklonal tersebut, dengan harga yang lebih rendah.

Para peneliti sekarang sedang merencanakan untuk memperluas penelitian mereka pada monyet percobaan dan mencari rekanan komersial untuk memajukan teknologi tersebut. (Alx)