Liputan6.com, Jakarta Kita semua pernah mengalami dimana kita duduk makan bersama seseorang dan kita merasa orang tersebut sangat menikmati makanannya sehingga suara kunyahannya terdengar seperti menggunakan speaker besar, dan itu sangat mengganggu.
Sebagian besar dari kita bisa mentoleransi dengan baik kebiasaan seperti itu, sementara banyak orang diluar sana yang merasa sangat terganggu dengan adanya suara kunyahan itu. Menurut The Wall Street Journal berdasarkan studi mengenai kelainan ini pada 2014 lalu, kondisi kelainan ini disebut sebagai misophonia, yaitu keadaan kondisi ekstrem dimana seseorang merasa sangat terganggu dengan adanya suara-suara tersebut. Biasanya bukan hanya suara kunyahan, tapi termasuk suara ketukan kaki, suara hidung menghirup udara, bahkan bunyi klik pada pulpen.
Studi ini dilakukan oleh Monica Wu, seorang mahasiswi jurusan Psikologi Klinis University of South Florida di Tampa.
Advertisement
Studi ini mengungkapkan, mereka yang mengidap kelainan ini juga tidak mungkin untuk pergi menonton ke bioskop, karena mereka akan sangat terganggu dengan suara orang yang mengunyah popcorn; mereka juga akan sangat sulit berada di antrian karena suara orang yang sedang mengunyah permen karet, misalnya, akan sangat membuat mereka terganggu.
Namun kelainan ini tidak akan banyak berpengaruh pada kehidupan di rumah, karena biasanya, orang-orang tersayang Anda akan memaklumi kelainan ini.
Studi Wu ini juga mengindikasikan bahwa misophonia mempunyai kaitan dengan kelainan kecemasan lainnya seperti obsessive compulsive disorder (OCD), dan depresi.
Namun menurut Wu, kelainan ini masih dapat ditolong. Wu mengatakan bahwa dengan terapi kebiasaan kognitif (cognitive behavioral therapy) yang dinamakan “exposure and response prevention” dapat mengurangi gejala ini.
Setelah terekspos dengan suara kunyahan dalam jangka waktu yang sedikit lebih lama, Wu mengatakan “melihat mereka dapat mentoleransinya”. (Melodia)