Liputan6.com, Nouakchott Semua orang mengetahui bahaya rokok. Meski demikian, sepertinya gulungan tembakau ini masih menjadi daya tarik bagi anak muda di seluruh dunia, terutama di Mauritania, Afrika.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association, tembakau merupakan komoditas utama dan kerap digunakan sebagai mata uang di Mauritania. Ironisnya, kebiasaan rokok di kalangan anak muda semakin menjadi tren.
Baca Juga
"Di Mauritania, rata-rata perokok menghabiskan 41 batang per hari. Sementara di negara maju, jumlah perokok semakin berkurang 14-23 persen di Eropa dan Amerika," tulis penelitian yang dikutip dari Ozy, Senin 16 November 2015.
Advertisement
Ketua program Pengendalian Tembakau Organisasi Kesehatan Dunia di Afrika, Ahmed E Ogwell Ouma mengatakan, kondisi di Mauritania kian memprihatinkan. Menurutnya, tingkat penderita kanker paru-paru di negara muslim tersebut meningkat cepat. Bahkan, para wanita di negara itu bukan hanya merokok, tapi juga mengunyah tembakau sehingga kejadian kanker mulut semakin tinggi.
Kondisi ini membuat Kepala negara setempat berinisiatif menaikkan pajak rokok sekitar7,5 persen dari harga saat ini. Uang yang terkumpul melalui pajak ini secara eksklusif digunakan untuk membiayai pelayanan publik akibat rokok dan membuat bangsal kanker.
Mauritania juga mempertimbangkan kembali isi Rancangan Undang-Undang (RUU) pengendalian tembakau untuk mengurangi jumlah perokok, termasuk pengaturan larangan menjual anak di bawah umur dan larangan merokok di tempat umum serta iklan. Di samping itu, beberapa ahli merekomendasikan untuk memperbaiki edukasi terkait rokok di sekolah-sekolah. (*)