Sukses

Ini Risikonya Membanding-bandingkan Anak

Membandingkan anak dengan anak lain malah menekankan kompetisi yang hanya mengarah pada saling merendahkan dan menjatuhkan.

Liputan6.com, Jakarta "Kakak saja bisa rapi, kamu kok tidak"
"Tiru dong si Adi, dia itu tidak manis sekali...."
"Kenapa sih nggak bisa diam seperti kakak, dek" 

Dalam percakapan sehari-hari dengan anak, tanpa disadari orangtua sering mengucapkan kalimat-kalimat yang membanding-bandingkan anak dengan orang lain. Bisa saudara atau teman lain yang perilaku atau perkataannya dianggap lebih baik oleh orangtua.

Mungkin maksud orangtua mengatakan hal-hal yang membandingkan bertujuan agar anak jadi terpacu jadi lebih baik. Padahal hal ini malah menekankan kompetisi yang hanya mengarah pada saling merendahkan dan menjatuhkan.

"Membandingkan anak malah tidak mengajarkan hal positif. Ini malah menekankan siapa yang lebih baik dan buruk. Akibatnya anak jadi merasa rendah diri," terang pakar pengasuhan anak usia dini dari Komunitas Rumah Pencerah, Nurbaeti Rachman beberapa saat lalu.

Selain itu, anak juga merasa tidak nyaman jika dibanding-bandingkan dengan orang lain, meskipun itu saudaranya sendiri.

"Jika mau membandingkan, bandingkan saja dengan apa yang pernah anak lakukan dulu, bukan dengan orang lain," papar wanita yang pernah menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Keguruan IKIP Bandung ini.

Â