Liputan6.com, Jakarta Mengingat semakin tingginya risiko rabun jauh, yang dikenal sebagai miopia, para dokter menasihati anak-anak untuk berhenti dari kecanduan ponsel pintar dan perangkat lainnya.
Dikutip dari healthaim.com, Selasa (24/11/2015) pagi, sebuah studi memperkirakan bahwa pada 2050, lebih dari setengah warga Australia akan menderita rabun jauh atau miopia. Kenaikan ini diprediksi akan membuat Australia punya pengaruh besar terhadap kenaikan penderita rabun jauh di seluruh dunia.
Baca Juga
Bahkan, laporan tersebut menunjukkan bahwa kecanduan berkepanjangan pada gadget atau ponsel pintar dapat menyebabkan epidemi miopia di Australia. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko kebutaan pada anak-anak.
Dalam sebuah penelitian yang ditulis oleh Dr David Wilson dari Brien Holden Vision Institute, mereka meramalkan bahwa sekitar 10 persen dari populasi dunia bakal berada pada risiko tinggi kebutaan pada 2050. Hal ini bisa dihindari kalau pemerintah masing-masing negara mengambil langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan kondisi kesehatan rakyat mereka.
Ada banyak negara yang telah memperhatikan kesehatan penglihatan rakyatnya. Misalnya di Tiongkok, ada banyak sekolah di mana siswa dibuat untuk duduk di belakang batang besi (seperti penghalang) untuk memastikan mereka tidak menunduk terlalu dekat saat mengerjakan tugas.
Di lembaga pendidikan lain, mereka memiliki dinding kaca dan langit-langit kaca demi memastikan mata anak-anak yang terkena banyak cahaya setiap hari. Bermain di luar ruangan juga diwajibkan sebagai bagian dari kurikulum. Semua ini dilakukan untuk meminimalisasi ancaman miopia pada anak-anak. (*)