Sukses

Banyak Ibu Rumah Tangga Tak Tahu Kenapa Dirinya Jadi ODHA

Data menunjukkan ibu rumah tangga adalah kalangan ODHA tertinggi.

Liputan6.com, Jakarta “Cegah dan lindungi diri, keluarga, masyarakat dari HIV dan AIDS”, teriak Agus Badrullah, seorang aktifis HIV/AIDS.

Agus Badrullah sempat menjadi salah satu pembicara dalam talkshow HIV & AIDS Bersama KPA Kota Surakarta. Dalam talkshow tersebut hadir seorang ibu rumah tangga penderita ODHA, ditulis Selasa (1/12/2015).

Data yang dimuat oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penderita ODHA tertinggi memang berada pada kalangan ibu rumah tangga. Data tersebut didapatkan dengan melakukan tes HIV terhadap ibu rumah tangga yang tidak terjangkit, tetapi rentan tertular dari para suami mereka. Para ibu rumah tangga ini dapat terjangkit apabila suaminya memiliki perilaku yang berisiko tinggi, seperti menggunakan jarum suntik dan para suami penikmat ‘pembeli’ seks.

Surarti, seorang ibu rumah tangga yang positif HIV pada 2009, mengaku bahwa ia tidak mengetahui apa dan siapa yang menyebabkan ia harus menghadapi hidup sebagai ODHA. “Saya merasa syok dan hancur saat saya divonis positif HIV”, ujarnya.

Surarti adalah seorang ibu rumah tangga yang sehari-hari hanya di rumah. Ketika ia divonis, ia merasa tidak mempunyai semangat hidup lagi. Ironisnya, Suharti adalah seorang janda. Ketika Suharti divonis sebagai ODHA, suaminya sudah meninggal karena sakit yang tidak diketahui. “Saya tahunya suami saya hanya sakit, lalu saya memutuskan untuk merawatnya di rumah sakit, lalu seketika ia meninggal.

"Saya tidak mengerti kalau ternyata suami saya terkena HIV/AIDS”, katanya. Suharti mendadak depresi akut sejak ia divonis jadi ODHA. Hingga saat ini pun Suharti tidak mengetahui apa yang menyebabkan dirinya menderita HIV/AIDS. Setelah ia bangkit dari keterpurukan selama berminggu-minggu, ia mulai mengubah pola pikirnya dengan mengikuti segala aktivitas maupun talkshow seputar HIV dan AIDS.

Ini hanyalah sebagian kecil perjalanan hidup seorang ibu rumah tangga yang berpotensi sangat tinggi sebagai ODHA di Indonesia. Satu Desember ini diperingati sebagai hari untuk menyadarkan seluruh masyarakat di dunia untuk menjauhkan HIV dan AIDS serta merangkul para penderita ODHA dengan memberikan motivasi serta meningkatkan semangat hidup ODHA.

Take The Lead and Pledge your Support for World AIDS Day. Stand up, Make a Difference” (Bella)**