Liputan6.com, Jakarta - Seberapa sering wanita sebaiknya pergi untuk memeriksakan kesehatan payudaranya, atau mammogram, masih diperbebatkan. Studi terbaru ini malah membuat kita cemas, karena risiko kanker lebih besar terjadi pada wanita yang pernah mendapatkan hasil negatif saat melakukan mammogram pertama kali.
Dikutip dari situs Medical Daily, pada Kamis (3/12/2015) sekitar 16 persen perempuan yang pernah dapat mammogram dengan hasil false-positive atau positif palsu, tidak pernah dihinggapi kecemasan. Tapi bayangkan, apakah beberapa tahun berikutnya hasilnya tetap sama dan Anda masing tenang-tenang saja?
Baca Juga
Dr. Louise M. Henderson, asisten profesor radiologi di Sekolah Kesehatan University of North Carolina, mempelajari kecenderungan perempuan untuk mempercayai hasil mammogram ini. Dia menggunakan data tahun 1999 hingga 2009 dari Cancer Surveillance Consortium, yang dikumpulkan dari seluruh negara bagian Amerika Serikat.
Responsen yang berusia 40-47 tahun tersebut pernah melakukan mammogram dan hasilnya positif tidak punya kanker atau false-positive. Kemudian, peneliti mencari hubungan hasil tersebut dengan kanker payudara selanjutnya dan apakah punya risiko potensi kanker tersebut bisa berkembang.
Hasil penelitian sungguh mengejutkan. Sebanyak 48.735 wanita didiagnosis kanker. Dibanding dengan wanita yang menerima hasil pemeriksaan true-negative atau benar-negatif, orang yang pernah mendapat hasil false-positive pada mammogram punya 39 persen risiko kanker lebih tinggi.
Sedangkan perempuang dengan hasil false-positive dengan rekomendasi biopsi (pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium) punya risiko 76 persen lebih tinggi terkena kanker payudara.
"Kami menemukan bahwa risiko kanker payudara masih meningkat hingga 10 tahun setelah hasil false-positive ditunjukkan. Ahli radiologi mengamati temuan mencurigakan di mammogram yang merupakan penanda risiko kanker di masa depan," kata Henderson.