Liputan6.com, Jakarta Pernahkah terpikir oleh Anda, dari 5.000 jenis mamalia di planet ini, mengapa manusia mengonsumsi susu dari sapi? Bahkan saat kuliner
merajalela di seluruh dunia, hanya susu sapi yang diolah untuk membuat keju atau yogurt.
Yang menarik, menurut laman Nature, susu sapi diperkirakan telah dikonsumsi oleh manusia sejak 7.000 tahun lalu. Hal ini sejalan dengan ditemukannya artefak aneh pada 1970-an. Dan pada 2011 para arkeolog memutuskan, kalau ertefak tersebut merupakan peninggalan petani pertama di Eropa tengah untuk mengolah padatan lemak susu.
Baca Juga
Di beberapa negara seperti Dubai atau Uni Emirat Arab juga tengah tren susu unta dengan berbagai olahannya seperti latte dan cappucino dengan susu unta. Tapi kembali lagi, susu sapi masih menjadi favorit seluruh penduduk dunia.
Advertisement
Menurut seorang profesor ilmu hewan di Cornell University, Michael Van Amburgh, ada dua kekuatan mengapa susu sapi begitu melekat di hati masyarakat. Pertama, karena warisan budaya dan ekonomi. Dan kedua, dibanding hewan lainnya, seperti domba atau kambing, susu sapi lebih efisien.
"Ketika bicara susu, tentu orang akan berpikir dari sapi. Hewan ini telah ada sejak ribuan tahun lalu dan pasti sulit dipisahkan dari
kehidupan kita. Belum lagi, produksi massal yang dilakukan di sejumlah negara membuat susu sapi semakin tak ternilai," katanya, seperti dikutip Livescience, Kamis (3/12/2015).
Baca Juga
Lagipula, kata Amburgh, produksi susu hewan mamalia lain tidak sebanyak susu sapi yang mencapai 10 galon sehari. Kemudian rasa dan
teksturnya juga telah diperkenalkan orangtua sejak kita kecil sehingga tidak merasa aneh.
"Susu kerbau juga pernah diproduksi untuk membuat mozarella. Tapi lagi-lagi, sebagai pengganti segelas susu sapi atau sebagai campuan
sereal, mungkin rasa dan teksturnya akan sedikit aneh. Terus terang, susu kerbau agak sedikit manis," katanya.
Yang terpenting, Amburgh melanjutkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) telah menyetujui konsumsi susu sapi pasteurisasi untuk manusia.