Liputan6.com, Jakarta Polusi udara di China sudah begitu mengkhawatirkan. Namun, seorang seniman pria berusaha membuat udara yang kotor itu menjadi bata padat. Caranya dengan menyedot udara kotor menggunakan vacuum cleaner.
Seniman tersebut melakukannya sebagai upaya meningkatkan kesadaran tentang perlindungan lingkungan. Dia menggunakan vacuum cleaner industri di luar ruangan di hari-hari yang penuh kabut asap di Beijing dan akhirnya membuat batu bata dari semua debu yang dikumpulkan.
Pria, yang dikenal dengan sebutan 'Brother Nut' ini mengatakan memiliki ide tersebut setelah terkejut membaca laporan berita tentang kualitas udara di ibukota China. Kemudian dia memulai rencana mengolah debu selama 100 hari.
Advertisement
Dia menggunakan vacuum cleaner 1.000 watt yang bisa menyerap 100 gram campuran "debu dan asap" dari udara yang dihirup sekitar 62 orang dalam empat hari.
Brother Nut kemudian mencampurnya di pabrik di kota Tangshan di Provinsi Hebei. Hasil sedotan debu itu dicampur dengan tanah liat dan diubah menjadi batu bata yang beratnya "beberapa kilogram".
Baca juga:
- Polusi Udara Pengaruhi Kemampuan Berpikir Anak Kota
- Mengenal Indeks Polusi Udara Negara Lain di Dunia
- Polusi Udara China Capai Level Kondisi Terburuk
Kini ia berencana untuk memasang bata di lokasi konstruksi bangunan di Beijing. Ia berharap caranya bisa menginspirasi orang untuk berpikir tentang bagaimana mereka menggunakan sumber daya alam.
"Kota kami telah menjadi kota padat dan dikepung kimia," tulisnya. "Semakin kita mengejar dan menggali sumber daya, semakin banyak debu yang akan kita hasilkan. Ketika semua sumber daya dunia kelelahan, suatu hari kita akan berakhir menjadi debu diri kita sendiri (berdaya dan hidup di apa-apa)," kata Brother Nut seperti dilansir OddityCentral, Sabtu (5/12/2015).
Usaha Brother Nut mendapat reaksi yang beraneka ragam di media sosial ada yang mengapresiasi tapi ada juga yang menyangsikan. Namun, Brother Nut menanggapinya bahwa bata yang dihasilkan tidak berbeda dengan bata biasanya. Apalagi ia tak melakukan penelitian ilmiah.
"Saya ingin mengajak untuk memperhatikan masalah polusi udara sehingga orang tidak mengabaikannya, dan kemudian mengambil tindakan untuk mengubahnya," tandasnya. (Melly F)