Liputan6.com, Jakarta Penyakit terkait berhubungan seksual secara bebas tidak mengenal status sosial. Sekali pun kalangan berduit menggunakan jasa para penjaja seks kelas kakap tetap saja berpotensi menularkan penyakit seksual. Terutama HIV atau Human Immunodeficiency Virus.
Selama menjadi dokter spesialis penyakit dalam, Ari Fahrial Syam punya pengalaman klinis di mana pernah mendapat pasien dengan HIV yang berasal dari semua kalangan. "Penyakit ini bisa mengenai semua profesi. Ibu rumah tangga (IRT) yang tidak gonta-ganti pasangan juga bisa mengidap HIV karena mungkin tertular dari sang sumi yang suka jajan di luar," kata Ari dari keterangan resmi yang diterima tim Health Liputan6.com, Jumat (11/12/2015)
Baca Juga
Baca Juga
Termasuk kasus HIV yang menimpa calon ibu muda, bisa jadi tertular dari mantan pacar yang kerap menggunakan narkoba pernah berhubungan seksual berkali-kali.
Advertisement
"Berdasarkan pengalaman ini, untuk memastikan apakah seseorang mengidap HIV AIDS, saya tidak akan melihat status sosial pasien tersebut," kata Ari.
Kelompok penyakit akibat gonta-ganti pasangan ini dimasukan sebagai sexually transmitted disease (STD). Para wanita yang suka gonta-ganti pasangan, tidak hanya berisiko mengalami STD saja tapi juga kanker mulut rahim. Sedangkan kaum pria berisiko menderita kanker prostat di kemudian hari.
Tak cuma itu, menurut Ari orang yang senang gonta-ganti pasangan juga berisiko mengidap HIV, infeksi kencing nanah (GO), dan hepatitis B atau C. Ketiga penyakit virus ini merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual sembarangan.