Sukses

Terungkap, Penyakit Misterius yang Tewaskan 38 Bayi di Papua

Kementerian Kesehatan memberikan keterangan terkait kematian misterius yang menewaskan 35 bayi di Papua.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan akhirnya mendapatkan jawaban terkait kematian misterius yang menewaskan 35 bayi di Papua pada Oktober hingga Desember 2015. Menurut Menteri Kesehatan Nila Moeloek, penyebab kematian 35 bayi dan 3 orang dewasa tersebut karena penyakit pertusis dengan komplikasi pneunomia.

"Kita khawatir karena kecurigaan awal mereka meninggal karena adanya virus seperti Flu Burung atau MERS. Tapi setelah tim investigasi turun ke sana, ternyata positif pertusis dengan komplikasi pneumonia," katanya, saat ditemui di sela-sela temu media di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat (11/12/2015)

Menurut Menkes, kejadian pertusis memang meningkat di Kabupaten Nduga karena suhu udara di daerah ini lebih dingin dibanding tahun-tahun sebelumnya. Akibatnya, penduduk tinggal di dalam rumah honai yang tidak memiliki ventilasi. Sementara untuk mengatasi rasa dingin, penduduk membuat perapian di dalamnya. Secara umum, kondisi ini dapat mengganggu pernapasan, termasuk penyakit pertusis.

"Mereka tinggal di honai yang di dalamnya ada 8-10 orang. Udara yang dingin karena efek mencairnya Jaya Wijaya membuat embun menjadi es. Hal ini memaksa mereka memasang api di dalam tanpa ventilasi. Inilah yang menyebabkan bayi tidak tahan dan meninggal," katanya.

Untuk mencari penyebab kematian, tim gabungan dari Kemenkes, Kementan, Kemenhan, TNI, Polri, Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinkes Kabupaten, serta Satgas Kaki Telanjang juga melakukan pengobatan, memberikan pelayanan imunisasi, dan makanan tambahan.

"Dari hasil pemeriksaan, 90 persen penduduk menderita ISPA. Untuk mengendalikan kejadian ini, Kemenkes telah melakukan penanggulangan pertusis di Kecamatan Mbuwa dan Kecamatan Bulmiyalma, Kabupaten Nduga. Selain itu, Kementerian juga menyiapkan program flying health care di Kabupaten Nduga, dan mendorong pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita, ibu hamil, dan PMT ASI serta menempatkan tenaga kesehatan melalui program Nusantara Sehat," katanya.

Selain itu, Kemenkes juga melakukan koordinasi dengan lintas sektor untuk dapat membangun perumahan yang layak serta ketersediaan air bersih karena di sana air kotor dan langsung diminum tanpa dimasak.**

 

Video Terkini