Liputan6.com, Semarang Daerah pesisir seperti Semarang memang dikenal memiliki hawa yang cukup panas. Namun saat memasuki musim hujan, udara kadang berubah menjadi dingin. Warga Semarang zaman dulu ternyata sudah memiliki resep menghangatkan badan dengan minum suatu ramuan, yang disebut Jamu Jun.
Memang namanya Jamu Jun, tapi jangan pernah membayangkan jamu yang pahit. Justru Jamu Jun memiliki tiga rasa dominan, yakni manis, legit dan pedas.
Baca Juga
Sejatinya, Jamu Jun secara bentuk memiliki kemiripan dengan bubur sumsum. Hanya saja tampilannya lebih encer. Dari aroma dan rasanya, Jamu Jun didominasi aroma rempah-rempah, utamanya merica bubuk.
Advertisement
Menurut sejarawan Semarang Djawahir Muhammad, nama Jamu Jun berasal dari tempat meletakkan jamu tersebut ketika dijual.
"Jadi karena ditaruh di kuali kecil dari tanah liat. Terpengaruh kultur Tionghoa, masyarakat menyebut kuali itu dengan nama Jun," kata Djawahir kepada Liputan6.com, Senin (14/12/2015).
Baca Juga
Djawahir juga menjelaskan bahwa sebenarnya nama yang tepat adalah bubur. Hanya saja karena didominasi rempah dan mampu menghangatkan badan, maka masyarakat menyebutnya sebagai jamu.
"Sekitar tahun 90-an masih banyak yang jual. Harganya lima ratus rupiah. Sekarang sudah susah, dan harganya juga masih murah, sekitar tiga ribu sampai lima ribu rupiah," kata Djawahir.
Jamu Jun dikenal di tiga daerah pesisir, yakni Demak, Semarang dan Jepara. Namun saat ini hanya Semarang yang masih melestarikan Jamu Jun, meski jumlah penjualnya mulai merosot.
Djawahir menambahkan, dalam Jamu Jun ada puluhan rempah yang digunakan sebagai bahan baku. Yang dominan adalah jahe, serai, kayu manis, dan merica yang dicampur dengan air, tepung beras, tepung ketan, santan dan gula jawa.
"Cara menyajikan dibubuhkan bubuk selo, merica bubuk dan bola-bola dari tepung ketan yang disebut krasikan," kata Djawahir.
Nah, saat intensitas hujan mulai meningkat, trik menghangatkan badan tempo doeloe ini layak dicoba. Meski sekarang agak sulit mencari, namun masih ada penjual yang kadang bisa ditemui di belakang kantor Gubernur Jawa Tengah dan di sekitar stadion Citarum.