Liputan6.com, Jakarta Di Awal Juni 2015, publik dihebohkan dengan perubahan penampilan ayah dari kendall dan Kylie Jenner. Mantan atlet olimpiade itu kini tidak lagi menjadi sosok ayah bertubuh kekar melainkan seorang wanita yang anggun.
Dari dalam negeri, kisah seorang anak miskin yang diadopsi hingga akhirnya meninggal tak wajar juga mendapat perhatian publik. Hingga kini, kasusnya masih ditelusuri.
Di sisi lain, pemerintah terus menyoroti korban akibat rokok yang meninggal dan mendapat simpatik dari dunia kesehatan. Kementerian Kesehatan bahkan bekerjasama dengan beberapa pihak membuat iklan layanan kesehatan yang mengangkat nama Robby.
Advertisement
Berikut ulasannya yang telah kami rangkum untuk menutup akhir tahun Anda:
1. Caityln Jenner tuai pujian sekaligus kecaman
Meski telah mengubah kelaminnya, Caitlyn Jenner tetap dipanggil ayah oleh semua anak-anaknya. Begitupun dengan keluarga Kardashians masih saja ada yang memanggilnya Bruce.
Berkat kegigihannya meyakinkan semua orang, Caitlyn cukup memiliki penggemar. Wanita 65 tahun itupun kerap tampil di layar televisi.
"Ini bukan tentang diri saya saja, tapi juga ribuan orang lainnya. Kami memang berbeda. Tapi itu bukan sesuatu yang buruk tapi baik. Semua ini mengenai menerima orang seperti kami," katanya pada RadarOnline, beberapa waktu silam.
Di satu pihak, putra Caitlyn Jenner, Broody Jenner malah menjauh dari ayahnya. Dalam beberapa kesempatan, Broody juga tak mau membahas mengenai perubahan drastis ayahnya.
Simak penuturan lengkapnya, di sini
2. Kisah Angeline
Masih terasa mungkin kekesalan publik akan kasus yang menimpa bocah perempuan bernama Angeline di Bali. Tiga minggu hilang, ternyata dia terkubur di dalam gudukan tanah bercampur dengan sampah dan kotoran hewan peliharaan, yang berada di samping kandang ayam halaman belakang kediaman ibu angkatnya, Margaretha Magawe.
Hal ini juga sempat menjadi perhatian pemerintah dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengatakan, pengentasan kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Karena itu, dia menginginkan perguruan tinggi menggiatkan lagi kajian-kajian soal perempuan dan anak.
Selengkapnya, baca di sini
3. Meninggalnya sang penggiat anti-rokok, Robby
Perjuangan penggiat anti rokok, Robby Indra Wahyuda akhirnya berakhir karena kanker. Kegigihannya untuk mengampanyekan bahaya rokok melalui media sosial juga mendapat apresiasi dari pemerintah dan World Lung Foundation.
Untuk mengenangnya, kisah Robby dibuat melalui iklan layanan masyarakat yang tayang di sejumlah televisi swasta. Dalam video, pria 27 tahun tersebut bercerita bagaimana rokok telah perlahan membunuhnya sejak SD hingga akhirnya dia mengalami kanker laring.
Selengkapnya, baca di sini