Liputan6.com, Jakarta Stroke, serangan otak yang timbul secara mendadak akibat pembuluh darah otak tersumbat atau pecah, telah 'menewaskan' lima juta orang setiap tahun. Latar belakang seseorang terkena penyakit pembuluh darah otak ini ditandai adanya kematian jaringan otak yang disebabkan adanya penyumbatan, penyempitan, atau pembuh darah menuju otak yang pecah berkaitan erat dengan pola hidup yang semakin kekinian.
Baca Juga
Menyantap makanan tanpa memerdulikan kesehatan dari makanan yang disantap, serta pola hidup yang terbilang berantakan, tidak bisa menghilangkan kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman bersoda dan alkohol, serta mengonsumsi makanan cepat saji adalah faktor risiko yang bisa menyebabkan stroke.Â
Dokter spesialis radiologi intervensi Bethsaida Hospital, Dr dr Jacub Pandelaki, Sp.Rad mengatakan, meski stroke tergolong penyakit mematikan, penyakit ini dapat diketahui sedini mungkin melalui diagnosa DSA guna melihat kelainan pemburuh darah di otak. Menurut dia, DSA atau digital substraction angiography dapat jadi alat diagnostik yang punya fungsi melihat kelainan pembuluh darah otak.
Advertisement
"Seperti penyempitan, sumbatan, aneurisma, dan AVM pada arteri dan vena yang pada akhirnya dapat mengobati kelainan-kelainan tersebut," kata Jacub dalam diskusi merayakan HUT Bethsaida Hospital ke-3 di Kawasan Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (17/12/2015)
DSA otak, kata dia, merupakan pemeriksaan golden standar dari pembuluh darah otak untuk melihat aliran di pembuluh darah arteri sampai ke jaringan lalu ke vena secara langsung, dan terus menerus melalui alat angiografi atau kateterisasi. Alat angiografi menggunakan sinar x secara terus menerus untuk memantau pembuluh darah yang diperiksa setelah disuntikkan kontras sehingga pembuluh darah akan terlihat.
Jacub Pandelaki menekankan, pemeriksaan ini dilakukan untuk hampir semua pembuluh darah di dalam tubuh manusia.