Liputan6.com, Jakarta Individu bertubuh gemuk kerap ditakut-takuti dengan pernyataan berisiko besar alami serangan jantung dibanding invididu bertubuh tipis. Namun jika si pemilik tubuh berisi menjaga pola hidup dengan sebaik-baiknya, ucapan itu dapat ditepis dan menjadi mitos belaka.
"Mitos itu yang menyebut orang berusia tua dan orang gemuk paling berisiko terkena serangan jantung. Sekarang ini bisa juga terjadi pada usia muda dan orang bertubuh kurus. Karena dia tidak menjaga pola hidupnya. Gemuk itu cuma salah satu dari faktor risiko saja," kata Raja Adil C Siregar dalam diskusi merayakan HUT Bethsaida Hospital ke-3 di Kawasan Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (17/12/2015)
Kegemukan, kata dia, hanya salah satu faktor risiko saja. Bila yang kurus tidak menjaga pola hidupnya dan lebih banyak melakukan hal yang menjadi faktor risiko terkena serangan jantung atau penyakit jantung koroner seperti merokok dan mengonsumsi makanan berlemak atau bersantan, akan lebih besar risikonya untuk terkena.
Advertisement
Baca Juga
"Seminggu yang lalu ada pasien di Bethsaida Hospital yang terserang penyakit jantung. Orangnya kurus sekali. Dia bekerja di bengkel. Orang bengkel itu terkenal lincah (mobile). Tapi ternyata perokok berat. Selalu makan yang enak dan makan makanan yang dilarang. Akhirnya, kena serangan jantung. Jadi, jangan percaya, kurus bakal terhindar dari serangan jantung," kata Interventional Cardiologis Consultant Bethsaida Hospitals ini.
Menurutnya, lebih baik menghitung sendiri faktor risiko yang ada pada diri Anda. Tak usah jauh-jauh, lihat saja orang-orang yang ada di sekitar apa. Apakah dia merokok atau tidak. Sebab, seorang perokok pasif juga berisiko.
"Walaupun Anda tidak merokok (tapi suami merokok) tetap berisiko. Nggak mungkin minta cerai, kan? Usahakan faktor risiko itu dipangkas. Kalau faktor risiko yang memang tidak bisa dihindari terjadi, mau diapakan lagi. Maka itu jangan terlalu banyak makanan bersantan dan makan makanan enak," kata Raja Adil menekankan.
Raja Adil mencontohkan yang terjadi pada dirinya sendiri. Sebagai seorang pria dengan tubuh gemuk, dia berusaha menjaga pola makan dan pola hidup dengan sebaik-baiknya. Biarlah terlahir bertubuh gemuk, yang penting tidak ada niatan untuk menambah bobot tubuhnya.
"Saya dari kecil sudah seperti Alphard. Saya menjaganya supaya tidak menjadi tronton. Yang terlahir dan tumbuh seperti sedan, jangan diubah jadi Alpahrd. Bagi saya yang penting stabil," kata Raja Adil sambil bercanda.
Â