Liputan6.com, Jakarta Kado berisi buku bacaan tidak lagi menjadi prioritas bagi kebanyakan keluarga di Amerika Serikat dan Inggris saat perayaan Natal. Hasil sebuah survei yang dilakukan National Literacy Trust dengan melibatkan 32.000 anak berumur delapan sampai 18 tahun, ditemukan sedikit sekali dari mereka yang menginginkan hadiah berupa buku.
Bahkan, satu dari lima anak belum pernah sama sekali menerima hadiah buku dari orang tuanya. Penjabat di bidang pendidikan negeri tersebut menyayangkan fakta tersebut. Tidak gemar membaca di luar jam sekolah sama saja dengan menghilangkan kesempatan si Kecil untuk membangun kepercayaan diri.
Baca Juga
Baca Juga
Namun, kondisi ini banyak terjadi pada anak laki-laki. Sedangkan anak perempuan, cukup banyak yang diketahui gemar membaca. Padahal, telah banyak bukti yang menunjukkan, anak-anak yang mampu mengembangkan keterampilan membaca sejak dini, kemungkinan untuk berhasil di sekolah sangat besar. Mereka dengan mudah meraih nilai-nilai yang baik, yang membuat mereka berhasil di dunia kerja.
Advertisement
"Saya harap anak-anak di seluruh negeri memiliki minat membuka buku di sukacita Natal kali ini," kata sekretaris pendidikan Nicky Morgan seperti dikutip dari situs Daily Mail, Rabu (23/12/2015).
Menurutnya, menumbuhkan minat baca pada anak adalah tugas besar yang harus diemban orang tua dan pemerintah. Direktur National Literacy Trust, Jonathan Douglas mengatakan, "Semakin sering anak membaca, semakin baik pula tulisannya, serta keterampilan dan mendengarkan juga akan semakin baik." (*)
Â